REPUBLIKA.CO.ID,doha - Al-Jazeera melaporkan bahwa pemimpin Palestina Mahmoud Abbas setuju menangguhkan Mahkamah Kejahatan Perang atas Israel. Langkah ini, katanya, dilakukan demi melanjutkan proses perdamaian.
Naskah yang dibocorkan televisi Al-Jazeera tersebut kabarnya menunjukkan penguasa Palestina setuju menangguhkan dukungan bagi laporan yang mengecam tindakan Israel dalam perang di Gaza. Ini demi memulai kembali pembicaraan perdamaian Timur Tengah.
Dalam siarannya, Rabu (26/1), Al-Jazeera mengungkapkan dokumen yang katanya menunjukkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, di bawah bimbingan perunding Amerika, memutuskan untuk menangguhkan kampanye yang mengusahakan agar para pejabat Israel didakwa melakukan kejahatan perang dalam perang tiga minggu di Gaza di penghujung tahun 2008.
Pada Oktober 2009, Abbas untuk sementara menarik dukungan Palestina pada pengiriman laporan misi pencari fakta oleh mantan hakim Afrika Selatan Richard Goldstone untuk PBB. Langkah tersebut tadinya dapat menjadi langkah pertama ke arah kemungkinan mahkamah kejahatan perang.
Berkas yang dibocorkan Al-Jazeera tersebut kabarnya menunjukkan Palestina bersedia menghambat laporan yang menuduh Israel dan kelompok militan Hamas melakukan kejahatan perang.
Ribuan orang Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas berpawai menentang Abbas, Rabu (26/1), dengan menyebutnya pengkhianat. Demonstran membakar patung Abbas dan perunding Palestina lainnya yang diselimuti dengan bendera Israel. Lainnya memegang foto-foto Abbas yang wajahnya dicoret.