REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRi) di Kairo mengatakan, semua warga negara Indonesia yang berada di Mesir dalam keadaan baik-baik saja, meskipun aksi-aksi demonstrasi terjadi di beberepa tempat di Mesir dari Jumat sampai Sabtu dinihari. "Alhamdulillah semua warga negara Indonesia di Mesir terhindar dari huru-hara yang terjadi sejak Jumat sampai Sabtu dinihari," kata Kepala Bagian Penerangan, Sosial dan Kebudayaan (Pensosbud) KBRI Kairo, Iwan Widjaya Muliyatna dalam pembicaraan dengan wartawan di Kairo, Sabtu (29/1).
Menurut Iwan, tempat-tempat permukiman warga negara Indonesia pada umumnya jauh dari lokasi-lokasi unjukrasa, yang sebagian besar berlangsung di pusat=pusat kota dan tempat-tempat strategis. Kendatipun demikian, KBRI Kairo telah memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada warga negara Indonesia, yang sebagian besar mahasiswa untuk selalu waspada terhadap situasi di Mesir.
"Pada Jumat kemarin KBRI mengadakan pertemuan-pertemuan dengan para mahasiswa untuk saling tukar informasi mengenai keselamatan warga Indonesia," kata Iwan.
Warga negara Indonesia di Mesir kini mencapai sekitar 5.000 orang, 4.000 di antaranya adalah mahasiswa. Pihak KBRI Kairo juga menyediakan sambungan telepon khusus hotline dengan nomor 20227947200 dan 27947209 untuk melakukan kontak komunikasi dengan para warga negara Indonesia yang ada di sana. Duta Besar RI di kairo, A.M. Sachir sebelumnya sempat berpikir akan melakukan evakuasi terhadap para warga negara Indonesia di Mesir terkait dengan merebaknya huru-hara unjukrasa para pemuda yang menuntut agar Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur dan melakukan reformasi politik.
Aksi unjukrasa di Mesir ini diilhami oleh revolusi di Tunisia yang menyebabkan Presiden Zine El Abidine Ben Ali, yang kini melarikan diri ke Arab saudi setelah mendapat tekanan keras rakyat dalam aksi demo selama beberapa hari. Presiden Ben Ali yang memerintah selama 23 tahun dituduh melakukan korupsi, keluarganya menumpuk kekayaan, sementara itu rakyatnya menderita. Sebagian anggota keluarganya lari ke Kanada.
Sampai Sabtu dituasi di Kairo masih rentan, aksi unjukrasa sewaktu-waktu bisa muncul kembali, sementara itu semua saluran komunikasi termasuk telepon seluler, telepon rumah dan internet diblokir sehingga menyulitkan para wartawan asing termasuk wartawan ANTARA.