REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Presiden Mesir, Hosni Mubarak menugaskan sejumlah tentara dan tank di beberapa kota di Mesir pada Jumat sebagai upaya dalam mengatasi bentrokan di jalanan dan meningkatnya unjuk rasa yang meminta pengakhiran kepemimpinannya selama 30 tahun.
Hosni Mubarak menghadapi tantangan yang dapat membuat kejutan di seluruh Timur Tengah yang juga mengumumkan jam malam. Namun ribuan pengunjuk rasa tetap tinggal di jalanan di Kairo, Alexandria dan Suez yang menjadi pusat unjuk rasa selama empat hari.
Sejumlah tembakan terdengar di dekat gedung parlemen dan markas partai berkuasa, Partai Nasional Demokratis terbakar sehingga cahayanya menyinari langit malam. Para pengunjuk rasa yang berteriak berkerumun di sekitar kendaraan bersenjata yang bergerak dalam rombongan besar melalui Kairo. Sementara sejumlah tank juga terlihat di ibu kota dan di Suez.
Narasumber medis mengatakan setidaknya lima pengunjuk rasa tewas dan 870 cedera pada hari dimana pasukan keamanan menggunakan peluru karet, gas air mata dan meriam air untuk membubarkan keributan.