REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO-Museum Mesir di Kairo kini di bawah penjagaan ketat militer menyusul aksi penjarahan dan pengrusakan terhadap isi museum pada Jumat malam lalu.
Menurut laporan, sembilan orang memasuki museum. Mereka memenggal kepala dua mumi berusia 3.300 tahun dan merusak sekitar 100 artefak lainnya. Ketika ditangkap, mereka masih membawa kepala mumi dan patung Isis. Sejauh ini tak ada yang hilang, namun pihak museum masih mendata kerusakan.
Menurut ketua otoritas barang antik Mesir, Zahi Hawass, para penjarah memasuki museum dengan tali melalui kubah kaca di atap. Mereka bermaksud menjarah barang-barang antik.
Museum Mesir, yang memiliki koleksi terbesar artefak Mesir kuno, sempat tak dijaga pada Jumat sore setelah Presiden Hosni Mubarak memberlakukan jam malam. Malam itu, stasiun televisi Aljazeera melaporkan kebakaran di markas Partai Demokratik Nasional yang mengancam museum yang terletak di sebelahnya. Namun, kebakaran ini mampu dipadamkan.
Sejumlah warga Kairo tampak berupaya membuat penghalang di sekitar museum guna menjaga museum dari pengrusakan. Seorang di antara mereka meminta kepada sejumlah pengunjuk rasa di luar gerbang museum di Tahrir Square untuk tidak merusak dan menjarah museum. “Kita tidak seperti Baghdad,” ujarnya, merujuk pada peristiwa 2003 saat sejumlah warga Baghdad menjarah Museum Nasional di Baghdad ketika pemerintahan Saddam Hussein jatuh.
Media Mesir, Al-Masry Al-Youm, melaporkan sekitar 1000 orang memasuki Museum Mesir. Namun penjarahan hanya dilakukan terhadap toko cindera mata. “Saya lega ternyata mereka orang idiot. Mereka menjarah toko museum. Syukurlah, mereka mengira toko itu adalah museum,” kata seorang pejabat yang menangani artefak bersejarah, Zahi Hawass, kepada Time.
Museum lainnya yang dijarah termasuk Museum Memphis di Kairo. Mantan direktur Museum Memphis, Wafaa el-Saddik, mengatakan museum itu dijarah Sabtu pagi. Namun, pada Ahad, museum dilaporkan dalam kondisi aman dan berada di bawah penjagaan militer dan masyarakat.