REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Harga minyak dunia naik di perdagangan Asia pada Senin (31/1). Kenaikan terjadi di tengah kekhawatiran bahwa meningkatnya ketegangan politik di Mesir akan mengganggu pasokan yang mengalir melalui Terusan Suez, kata analis.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, naik 16 sen menjadi 89,50 dolar AS per barel di perdagangan sore. Minyak mentah Brent North Sea untuk Maret naik 13 sen menjadi 99,55 dolar.
"Kenaikan harga mencerminkan berlanjutnya ketegangan di Mesir dan kemungkinan akan ada kendala (pasokan) melalui Terusan Suez," kata Ben Westmore, ekonom energi dan mineral untuk National Australia Bank di Melbourne.
Tom Bentz dari BNP Paribas mengatakan sekitar satu juta barel minyak per hari berlalu melalui Terusan Suez, rute transit utama untuk pengiriman dari kawasan Teluk Persia.
"Ada beberapa kegelisahan mengenai pasokan yang dapat mempengaruhi Eropa lebih daripada AS," kata dia.
Pada Minggu, Presiden Mesir Hosni Mubarak yang sedang menghadapi tantangan menugaskan perdana menteri barunya untuk melakukan reformasi demokrasi. Perintah itu diberikan di saat ribuan pengunjuk rasa di pusat Kairo menentang jam malam militer untuk menuntut pemecatan pemimpin berusia 82 tahun itu.
Perintahnya kepada Perdana Menteri Ahmed Shafiq yang dibacakan ditelevisi negara tidak memiliki pengaruh yang jelas terhadap para demonstran. Mereka justru bersumpah untuk melanjutkan
demonstrasi mereka sampai Mubarak mengundurkan diri.
Mubarak, yang membubarkan kabinetnya pada Jumat setelah pemberontakan nasional, juga mengatakan prioritas perdana menteri baru itu membatasi pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Investor khawatir bahwa demonstrasi serupa -- yang juga
menyentuh Tunisia, Yaman dan Yordania -- dapat menyebar di tempat lain di kawasan kaya minyak Timur Tengah.