REPUBLIKA.CO.ID,Bagi Mesir, AS merupakan pemasok senjata paling utama, sejak tiga dekade silam. Bisnis ini menghasilkan keuntungan sangat besar bagi perusahaan-perusahaan senjata Amerika. Era tersebut, tampkanya akan berakhir kini.
Entah itu pesawat tempur F16 yang melintas di langit Kairo, gas air mata dari perusahaan Combined Systems International yang dilontarkan di Lapangan Tahrir, Kairo, atau kebanyakan panser yang menderu di jalan-jalan Alexandria, semuanya buatan Amerika.
Tak ada negara lain, kecuali Israel, yang mendapat suntikan dana begitu besar dari pihak Amerika. Menurut keterangan Kementrian Luar Negeri Mesir, bantuan militer Amerika Serikat untuk Mesir mengalir di bawah tajuk Pembiayaan Militer Asing, FMF, rata-rata 1,3 miliar Dolar setahun. Demikian kata William Hartung, pakar militer dari New America Foundation. "Persenjataan dengan nilai total 40 miliar Dolar, dikirim AS kepada militer Mesir, sejak Mubarak menjadi Presiden."
Apakah ekspor senjata ini tetap berlanjut di tengah krisis yang sedang membelit Mesir, belum dipastikan, kata juru bicara Obama, Robert Gibbs. "Belum ada keputusan yang diambil. Kami akan mengevaluasi tindakan pemerintah Mesir, sebelum membuat keputusan soal bantuan."
Selama ini bantuan senjata diberikan sesuai prinsip barter. Pasokan helikopter, pesawat tempur, panser, rudal, senjata dan gas airmata dari AS dipandang oleh Mubarak sebagai kompensasi yang tidak dapat diganggu gugat untuk upaya Mesir bagi perdamaian di Timur Tengah, dan ketaatan Mesir terhadap perjanjian damai dengan Israel. Demikian disebutkan dalam salah satu laporan rahasia kedutaan AS di Kairo yang dipublikasi situs internet Wikileaks.
Menurut laporan dari tahun 2009 itu, berkat pasokan senjata AS dan pembicaran khusus di Kairo, kapal-kapal perang AS diutamakan untuk melewati Terusan Suez. Dan jet tempur AS boleh setiap saat melintasi wilayah udara Mesir, kata William Hartung dari New America Foundation, "Baik militer AS maupun produsen senjata AS sangat berkepentingan terhadap hubungan baik antara Amerika-Mesir. Perusahaan raksasa Lockhead Martin memimpin dengan bisnis senilai 3,8 miliar Dolar dalam 10 tahun terakhir."
Penarik keuntungan kedua terbesar dari bantuan militer AS kepada Mesir adalah perusahaan General Dynamics, yang menyuplai tentara Mesir dengan panser senilai 2,5 miliar Dolar. Di tempat ketiga, produsen roket Boeing dengan 1,7 miliar Dolar.
Entah itu Lookheed Martin, General Dynamics, Boeing, Raytheon atau General Electric dan BAE Systems, semua produsen senjata terkemuka AS masuk dalam daftar resmi Pentagon sebagai pemasok untuk Mesir. Pemerintah di Kairo memesan persenjataan baik lewat militer AS ataupun langsung kepada produsen. Rekeningnya, pada akhirnya dilunasi oleh pembayar pajak di Amerika.
Bagi perusahaan senjata Amerika sangat jelas, dengan berakhirnya era Mubarak, selesai pula fase dengan keuntungan tertinggi dalam persaudaraan senjata Amerika-Mesir. Karena penguasa Kairo kelak jelas akan bersikap lebih kritis terhadap Amerika dan lebih sedikit ketertarikannya pada senjata Amerika, dibanding Husni Mubarak, yang masih berstatus presiden.