Jumat 04 Feb 2011 11:32 WIB

Giliran Rakyat Yaman Turun ke Jalan Usai Presiden Tolak Mundur

Puluhan ribu demonstran Yaman turun ke Jalan
Foto: PHOTOBLOG.MSNBC.COM
Puluhan ribu demonstran Yaman turun ke Jalan

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Puluhan ribu demonstran, beberapanya menyuarakan 'turun, turunlah rezim' berbaris, pada Kamis (3/2) di beberapa kota dan distrik di Yaman. Mereka menentang kekuasaan Presiden Ali Abdulllah Saleh.

Protes merebak di beberapa kota setelah Saleh menolak tuntutan untuk mundur, dan seperti Mubarak,  Saleh menyatakan pada Rabu, (2/2) bahwa ia tidak akan mencalonkan diri pada pemilu 2013. Ia juga memastikan tak akan membiarkan putranya mewarisi kekuasaannya.

Pemrotes antipemerintah mengatakan mereka tidak mempercayai Saleh dan menuntut ia untuk segera pergi. "Tiga puluh tahun penuh janji dan tiga puluh tahun penuh dusta" demikian bunyi salah satu spanduk yang diusung oleh demonstran.

Polisi menembakkan senjata dan meyemprotkan gas air mata untuk membubarkan barisan unjuk rasa, demikian uja para saksi mata. Sementara para petugas kemanan mengonfirmasi seorang demonstran terluk kritis oleh tembakan polisi. Dua orang lain juga terluka di wilayah timur kota Mukalla, namun hingga kini belum ada detail lebih jauh.

Sementara di ibu kota Sanaa, bentrok dan pelemparan batu terjadi di antara ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah dan pendukung Saleh. Hanya saja, polisi langsung menengahi dan tidak ada laporan tentang cedera yang masuk.

Kini terlihat kehadiran keamanan ketat di sekitar Kementrian Interior dan Bank Central. Helikopter militer juga terlihat mengitari beberapa area.

Sementara, juru bicara kelompok koalisi dari grup oposisi, Mohammed Al-Sabri, mengatakan opisisi siap untuk terlibat dalam dialog dengan presiden. Namun, ia menambahkan, oposisi menginginkan proposal konkret untuk perubahan.

"Kami menyambut keputusannya (Saleh-red), namun jika rakyat ingin presiden pergi, kita akan mengadopsi tuntutan mereka," ujar Al-Sabri. "Kami memiliki tuntutan politis yang telah kami diskusikan dengan rezim dalam tiga tahun terakhir dan selalu gagal," ujarnya. Ia mengatakan protes damai ini bisa jadi akan berlanjut hingga tiga bulan mendatang.

Di Brusel, Menteri Luar Negeri Yaman, Abu Bakar Al Qirbi, mengingatkan potensi campur tangan asing--yang ia sebut dari Irak, Afghanistan atau Pakistan--akan sangat kontraproduktif.

Ia mengatakan frustasi di kalangan generasi muda telah menyebar luas di dunia Arab termasuk di negaranya. "Saya pikir frustas di generasi muda sangat universal," ujarnya kepada AP di Brusel, di mana ia tengah melobi untuk bantuan pembangunan dari Uni Eropa.

sumber : Al Arabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement