REPUBLIKA.CO.ID,DHAKA--Sedikitnya 15 orang tewas akibat wabah virus Nipah di sebuah kota terpencil di Bangladesh utara ketika penyakit mematikan itu kembali menyebar di negara tersebut, kata seorang pejabat, Sabtu. Nipah memiliki gejala seperti flu yang sering menyebabkan radang otak dan koma, serta mengakibatkan kematian setidaknya 70 persen angka kematian di Bangladesh.
Wabah terakhir dikonfirmasi pada Jumat di Hatibandha di distrik Lalmonirhat. "Sejauh ini, telah 24 orang terkena virus Nipah di Hatibandha," kata Mahmudur Rahman, seorang pejabat kesehatan senior. "Dari jumlah itu, 15 diantaranya meninggal dan beberapa orang berada dalam kondisi kritis," katanya.
Setidaknya 113 orang, termasuk korban terakhir, telah meninggal karena virus tersebut di Bangladesh sejak wabah itu pertama kali menyebar pada tahun 2001. Pemerintah di Dhaka telah membangun sebuah laboratorium deteksi untuk mempercepat pengujian untuk wabah apapun.
Pada tahun 2004, hampir 40 orang meninggal di dua distrik di pusat, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat dipanggil untuk membantu memerangi penyakit ini. Virus itu, dinamai berdasarkan nama sebuah desa di Malaysia di mana virus itu pertama kali terdeteksi, melompati penghalang spesies dari kelelawar buah ke babi dan kemudian ke manusia di Oktober 1998.
Hal itu diyakini terjadi melalui kontak langsung dengan babi. Pada tahun 1999, 256 orang di Malaysia jatuh sakit dengan penyakit yang sama, dan empat dari 10 pasien meninggal. Lebih dari satu juta babi dimusnahkan untuk membantu menekan menyebar.