Sabtu 05 Feb 2011 19:16 WIB

Demo Antipemerintah Sebabkan Mesir Merugi Rp 28 Triliun per Hari

Rep: amri amrullah/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Gelompang protes antipemerintah yang bergulir di Mesir, akan menggerogoti pereknomian negeri ini. Diperkirakan, Mesir merugi Rp 28,2 triliun per hari akibat aksi itu.

Presiden Mesir Hosni Mubarak, rupanya, gerah juga. Sabtu, ia  mengadakan pembicaraan dengan para menteri ekonomi untuk mencoba untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Menteri Keuangan Samir Radwan mengatakan situasi ekonomi "sangat serius", oleh karena itu Bank akan dibuka kembali pada hari Minggu dan pasar saham pada hari Senin. Presiden bertemu perdana menteri, menteri keuangan, menteri minyak dan menteri perdagangan dan industri, bersama dengan gubernur bank sentral, sabtu (5/2).

Para pengamat mengatakan akibat krisis politik ini biaya negara yang harus terbuang setidaknya $ 310 miliar per hari atau senilai Rp 28,2 triliun rupiah per hari dan revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Mesir turun tahun ini dari 5,3% menjadi 3,7%.

Selain itu juga dampak demonstrasi besar-besaran ini akan memperburuk perekonomian Mesir sendiri. Wartawan BBC Kevin Connolly, di Kairo, mengatakan kelumpuhan yang disebabkan oleh protes sangat berdampak besar terhadap perekonomian Mesir.

Wisatawan ketakutan dan telah pergi sedangkan harga-harga barang pokok seperti rokok dan roti telah melonjak naik. "masyarakat Mesir mulai bertanya-tanya seberapa cepat kehidupan sehari-hari akan kembali normal terlepas dari hasil perjuangan kekuasaan," kata Kevin.

Mentri Keuangan Mesir, Samir Radwan mengakui kondisi ekonomi Mesir menghadapi situasi "sangat serius"  dan bahkan ia terus-menerus berhubungan dengan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Tapi ia juga mengatakan ekonomi Mesir memiliki "basis yang solid" dan "sejauh ini, kita bisa mengatasi".

Radwan juga mengatakan akan ada pertemuan dengan kelompok oposisi untuk mencoba untuk mengakhiri 12 hari protes. Dia mengatakan Wakil Presiden Omar Suleiman dan "hampir pasti Perdana Menteri Ahmed Shafiq" akan hadir, menambahkan bahwa mereka akan memiliki "kewenangan yang cukup untuk bernegosiasi dengan oposisi".

Dia tidak mengatakan kelompok oposisi mana saja yang akan hadir. Televisi Mesir mengatakan, al-Wafd dan pihak Al-Tajammu akan melakukan pembicaraan. Sedangkan kelompok oposisi terbesar di Mesir, Ikhwanul Muslimin, mengatakan akan mengambil bagian dalam diskusi yang disediakan pemerintah itu dan mengajukan reformasi politik dalam jangka waktu tertentu. Tetapi juga menekankan Mubarak harus meninggalkan kantor segera.

Sementara itu para pengunjuk rasa tetap akan berada di Lapangan Tahrir, Kairo, untuk menyerukan agar Mubarak segera mengundurkan diri. Mubarak telah mengatakan ia tidak akan mencalonkan diri untuk dipilih kembali sebagai presiden pada bulan September mendatang tetapi ia menegaskan tetap bertahan untuk mencegah kekacauan di negara ini. Secara terpisah pada hari Sabtu, ada laporan ledakan di sebuah pipa yang memasok gas ke Israel dan Yordania. Ledakan itu menyebabkan kebakaran di dekat el-Arish, televisi pemerintah Mesir melaporkan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement