Sabtu 05 Feb 2011 23:56 WIB

Puluhan Ribu Rakyat Serbia Gelar Aksi Demonstrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEOGRAD - Puluhan ribu orang turun ke jalan untuk berunjuk rasa di Beograd, Sabtu (5/2), menuntut pemilihan umum segera dilakukan. Aksi protes itu dimulai pukul 12.00 waktu setempat (18.00 WIB) dan wartawan setempat memperkirakan sekitar 70.000 orang berada di depan parlemen Serbia di pusat kota Beograd.

 Polisi memperkirakan jumlah massa yang berkumpul berada di angka 55.000 orang.Kepolisian mengatakan kekhawatirannya bahwa kelompok sayap kanan pendukung sepakbola akan mencoba memprovokasi bentrokan, namun situasi masih terkendali pada siang hari.

Pemilihan umum legislatif dijadwalkan akan digelar pada Mei 2012. Sebagian besar pemrotes berasal dari legiun pengangguran Serbia.

"Kemiskinan kami yang membawa kami ke sini, kami menginginkan perubahan, pemilihan umum, kami ingin semuanya lebih baik," kata Andjelka Gvero yang berusia 53 tahun kepada AFP.

Nada, seorang penjual barang-barang dari Novi Sad, mengatakan ia merasa terabaikan oleh pemerintahan pro Eropa saat ini. "Tidak ada yang peduli kepada kami, rakyat kecil. Bisnis kami bangkrut, kami menganggur. Perubahaan apapun akan berdampak baik," katanya.

Di dalam kerumunan massa terlihat tulisan "Permainan selesai, Tadic waktunya untuk pergi. Pemilu sekarang," mengacu kepada Presiden Boris Tadic, dan tulisan "Jangan ada lagi kebohongan pemerintah, sadarlah!"

Ratusan polisi antihuru-hara dikerahkan ke pusat kota untuk melindungi lokasi-lokasi strategis seperti bangunan televisi nasional dan Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Kepala Kepolisian Beograd Stevan Blejic mengatakan kepada radio B92, Sabtu, menjelang protes tersebut bahwa polisi memiliki informasi sekitar 1.500 hingga 2.000 kelompok suporter fanatik yang mendukung klub sepakbola Beograd merencanakan untuk memicu kerusuhan.

Ia meminta mereka untuk tidak mendekati para demonstran, seraya mengingatkan bahwa polisi akan mengambil langkah bila mereka memantik kerusuhan. Pemimpin oposisi Tomislav Nikolic juga menyerukan sebuah demonstrasi yang damai.

Sekitar 4.200 petugas kepolisian dikerahkan untuk memantau aksi demonstrasi dan Partai Rakyat Serbia (SNS) juga memiliki pengawas keamanan.

Serbia dihantam krisis ekonomi global dan tengah bertahan di tengah tingginya inflasi dan pengangguran yang memicu keresahan sosial. Menurut perhitungan resmi, angka inflasi Serbia mencapai 10.3 persen pada 2010, sehingga merupakan salah satu yang tertinggi di eropa.

Rata-rata gaji perbulan pekerja berada di kisaran 390 euro (Rp.4,8 juta) pada Desember. Namun para ekonom mengingatkan bahwa angka tersebut terkatrol oleh tingginya gaji di kota-kota besar dan mayoritas. Sementara  7,5 juta jiwa penduduk hidup dengan pemasukan perbulan antara 80 hingga 120 euro.

Pemerintah pada Januari memutuskan untuk menaikkan harga beberapa komoditas yang diatur seperti minyak goreng, gula, tepung, kopi, susu, bahan bakar, daging, layanan pemanas dan transportasi publik. Kontan kebijakan itu memicu ketidakpuasan publik.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement