REPUBLIKA.CO.ID, Para pejabat rezim Zionis Israel menyatakan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Rabu (9/2) bertemu pemimpin berbagai asosiasi pedagang dan serikat buruh, dengan tujuan mencegah meningkatnya kemarahan warga dan pemogokan massal akibat naiknya harga sembako dan BBM.
Sebagaimana dilansir AFP dari Baitul Maqdis, Netanyahu dalam pertemuan tersebut, mengusulkan sebuah paket untuk menurunkan harga kebutuhan bahan pokok dan bensin serta meredam kemarahan publik.
Pertemuan darurat ini digelar menyusul ancaman pemimpin sejumlah asosiasi di Palestina pendudukan yang
menyerukan aksi mogok massal. Keputusan itu diambil untuk memprotes ketidakmampuan pemerintah dalam mengontrol kenaikan harga barang.
Sepanjang tahun lalu, harga roti naik hingga 10 persen, bensin 13 persen dan harga air juga melonjak mencapai 134 persen. Warga Israel juga menghadapi tekanan akibat naiknya harga properti dan biaya transportasi serta pajak tidak langsung.
Namun pemimpin sejumlah asosiasi menyatakan bahwa pertemuan tersebut gagal mencapai kesepakatan, karena Netanyahu sama sekali tidak mengambil langkah yang tepat untuk mengurangi gesekan-gesekan saat ini.
Seorang anggota Knesset yang memimpin komisi urusan finansial parlemen Israel, Moshe Gafni memperingatkan bahwa naiknya harga kemungkinan akan memicu kekacauan internal. Ditambahkanya, "Kita tidak bisa hidup dengan naiknya harga kebutuhan pokok. Tentunya ada bahaya protes sosial."