Kamis 10 Feb 2011 18:32 WIB

Setelah Interpol, Giliran FBI Buru Presiden Terguling Tunisia

Presiden Tunisia terguling Zine El Abidine Ben Ali
Presiden Tunisia terguling Zine El Abidine Ben Ali

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - FBI membuka penyelidikan awal terkait kekayaan Presiden terguling Tunisia Zine El Abidine Ben Ali dan orang-orang disekitarnya, termasuk juga keluarganya. Penyeledikan atas aset Ben Ali itu juga dilakukan di Amerika Serikat. Demikian dilaporkan Wall Street Journal, Rabu (9/2) kemarin.

Seminggu setelah demonstrasi besar-besaran yang mengguncang Presiden Tunisi Ben Ali pada 14 Januari lalu, Pemerintah AS telah memperingatkan lembaga keuangannya terhadap kemungkinan adanya aliran aset haram dari Tunisia, yang membuat para pejabat pemerintah takut untuk mengambil asetnya di luar negeri, yang merupakan hasil korupsi.

Sebelumnya, pihak Interpol memasukkan nama Ben Ali dan beberapa anggota keluarganya sebagai daftar buruannya. Kepolisian Tunisia yang bekerja sama dengan Interpol pada saat ini tengah melacak keberadaan Ben Ali dan enam anggota keluarganya untuk ditangkap hidup-hidup.

Menteri Hukum Tunisia Lazhar Karoui Chebbi mengatakan bahwa Ben Ali dan beberapa keluarga menjadi incaran pemerintah karena telah membawa kabur uang negara guna mendapat fasilitas mewah berupa real estate dan asset di luar negeri.

Sementara untuk istri ben Ali, Leila, yang juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), yang dikatakan media Prancis, Le Monde, telah membawa kabur emas sebesar 1,5 ton emas senilai lebih dari 45 juta euro. Para tersangka diduga telah memiliki beberapa asset di luar negeri dengan berbagai macam tipe di Prancis, dimana jaksa setempat telah melakukan penyelidikan terkait kepemilikan keluarga Ben Ali.

sumber : Al Arabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement