Jumat 11 Feb 2011 17:57 WIB

Lagi, 15 Perwira Militer Mesir Gabung dengan Demonstran

Militer Mesir berjaga-jaga di sekitar lapangan.
Foto: AP
Militer Mesir berjaga-jaga di sekitar lapangan.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Seorang perwira militer Mesir yang ikut demonstrasi di Lapangan Tahrir, Kairo, mengatakan, Jumat, 15 perwira menengah lain juga telah menyeberang ke (pihak) demonstran. "Gerakan solidaritas pasukan bersenjata dengan rakyat telah dimulai," Mayor Ahmed Ali Shouman mengatakan pada Reuters melalui telpon setelah shalat Subuh, Jumat (11/2).

Pada Kamis (10/2) malam Shouman mengatakan pada kerumunan massa di Tahrir bahwa ia telah menyerahkan senjatanya dan ikut berunjuk rasa meminta diakhirinya segera pemerintahan 30 tahun Presiden Hosni Mubarak. "Sekitar 15 perwira ... telah ikut revolusi rakyat," katanya, mendaftar pangkat mereka dari kapten hingga letnan kolonel. "Tujuan kami dan rakyat sama."

Shouman mengatakan periwira-perwira lainnya itu akan berpidato pada kerumunan massa setelah shalat Jumat. Seorang mayor angkatan darat lainnya berjalan ke Shouman ketika ia berbicara dengan seorang wartawan Reuters di Tahrir, Kamis, dan memperkenalkan dirinya, mengatakan: "Saya juga ikut gerakan itu".

Militer telah dikerahkan ke jalan setelah polisi mundur menyusul kegagalan mereka untuk menghancurkan demonstran pada 28 Juli lalu. Militer, yang telah menggelar puluhan tank dan pengangkut tentara di sekitar Lapangan Tahrir dan sejumlah instalasi penting, telah berjanji untuk tidak menembak demonstran.

Demonstran, yang masih goyah karena kecewa dan marah sehari setelah Mubarak memupus harapan ia akan mundur, telah merencanakan unjuk rasa dan pawai sangat besar Jumat yang mungkin akan menguji kesetiaan militer. "Apa yang telah mendorong para perwira dan saya untuk ikut revolusi rakyat itu adalah kesetiaan kami semua untuk mengambil (tugas) bersama pasukan bersenjata -- untuk melindungi negara," kata Shouman ketika ditanya apakah para perwira itu berisiko menghadapi pengadilan perang.

Para pengunjuk rasa memanggul Shouman, menyanyikan "rakyat dan militer bersatu", setelah ia berbicara pada mereka di panggung. Meskipun masyarakat Mesir biasanya menghormati pasukan bersenjata yang sebagian besar wajib militer, beberapa demonstran marah ketika tentara berpangkutangan pekan lalu saat para pendukung Mubarak bentrok dengan demonstran.

"Bagaimana bisa militer diam sama sekali seperti penonton tak berguna ketika penjahat-penjahat Mubarak datang pada kami Rabu lalu dan menewaskan 300 orang di lapangan ini? Militer telah membiarkan rakyat menderita," Salah Basouny, 37, mengatakan ketika berdebat dengan seorang mayor jendral di sebuah gedung televisi negara dekat Tahrir.

Shouman, yang menunjukkan kartu identitas militernya pada demonstran yang curiga, ia mengatakan telah minta perwira-perwira lainnya untuk ikut demonstrasi anti-Mubarak yang direncanakan di Mesir. Ia menyatakan ia telah 15 tahun melakukan dinas militer dan telah diperintahkan untuk menjaga pintu masuk barat ke Lapangan Tahrir. Banyak perwira lainnya yang berpihak pada demonstran ditempatkan di sekitar Tahrir dan berhubungan terus-menerus dengan mereka yang di dalam.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement