REPUBLIKA.CO.ID, ALJIRS - Sehari kekuasaan Hosni Mubarak terguling di Mesir, sekitar 2.000 demonstran mendesak barisan polisi, Sabtu (12/2). Mereka memulai demonstrasi terlarang mereka untuk meminta perubahan rezim.
Menjelang demonstrasi yang dipimpin oleh Koordinasi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi (CNCD) terjadi perkelahian dengan petugas keamanan. Akibat insiden tersebut demonstran ditahan, kata para saksi.
Seluruh kawasan dikelilingi oleh ratusan petugas keamanan berseragam dan kendaraan lapis baja berjajar di jalan menuju tempat demonstrasi.
Pejabat berwenang pada Sabtu melakukan tindakan keras atas demonstran dengan menurunkan hampir 30.000 polisi di ibu kota di sepanjang jalur konvoi demonstrasi.
Seorang wartawan AFP melihat dua demonstran ditangkap, seorang di antaranya adalah wakil dari pihak oposisi dari Gerakan untuk Budaya dan Demokrasi (RCD), Othmane Maazouz.
Wartawan lain melaporkan melihat beberapa penangkapan lainnya. Presiden RCD Said Sadi mengatakan kepada AFP lewat telepon bahwa ia sangat marah karena aktivis Hak Asasi Manusia veteran berusia 90 tahun Ali Yahia Abdelnour dipukuli oleh polisi.
CNCD, payung kelompok partai oposisi, gerakan masyarakat sipil dan perserikatan tidak resmi mengumumkan aksi demonstrasi tersbut. Kelompok itu baru berdiri tiga pekan silam didorong oleh gerakan protes masyarakat di Tunisia dan Mesir yang berhasil menggulingkan penguasa otoriter mereka yang sudah lama berkuasa.