REPUBLIKA.CO.ID, PORT HARCOURT, NIGERIA - Aksi desak mendesak pada rapat kampanye untuk Presiden Nigeria Goodluck Jonathan di wilayah Delta Niger yang menghasilkan minyak menewaskan sedikitnya 11 orang, dan melukai 29 lainnya, kata polisi. Insiden itu terjadi di kota minyak Port Harcourt setelah Jonanthan berpidato di depan massa, menurut saksi mata.
Seorang saksi mata mengatakan, seorang petugas polisi melepas tembakan ke udara pada saat massa berdesak-desak keluar dari stadion berkapasitas 20.000 tempat duduk itu. Sementara tembakan itu tampaknya ditujukan untuk mengawasi kerumunan massa, sebaliknya membuat mereka panik, dengan gerbang utama tampaknya terkunci dan penonton kampanye berusaha untuk meninggalkan stadion melalui lorong sempit.
Sejumlah orang terinjak-injak dalam kepanikan itu, kata saksi, dan lainnya keluar stadion yang ternyata
terkunci dengan Jonathan masih berada di tempatnya. Polisi dalam pernyataannya meminta anggota masyarakat untuk memberikan informasi mengenai penyebab huru-hara tersebut, namun tidak menyebutkan petugas menembak ke udara.
"Kecelakaan itu katanya disebabkan oleh kepanikan desak-mendesak akibat gelombang kerumunan yang menyebabkan kematian 11 orang dan menyebabkan cedera sekitar 29 orang lainnya," kata polisi.
Jonathan, yang adalah presiden pertama dari kawasan Delta Niger di selatan negara itu, mengeluarkan pernyataan yang menyatakan kesedihan atas kejadian tersebut. "Saya bersedih, dan sangat terbebani oleh kejadian ini. Sungguh menyedihkan, naas dan disesalkan," katanya.
Presiden memerintahkan penyelidikan penyebab kepanikan "yang menyebabkan hilangnya nyawa beberapa orang." Chris Amadi, anggota Partai Rakyat Demokratik (PDP) yang berkuasa dari Negara bagian Rivers, di mana Port Harcourt adalah ibu kotanya, mengatakan ia melihat lebih dari 10 orang diinjak-injak oleh kerumunan massa.
"Saya pribadi melihat banyak orang berlari melewati kerumunan massa. Bahkan, saya melihat mayat tiga wanita dibawa ke dalam sebuah van pick-up terbuka oleh para petugas ...(badan penanggulangan darurat)," katanya.
Jonathan memulai kampanyenya menjelang pemilu 9 April, Senin dan berangkat tur lintas-negara. Keamanan telah diperketat, dan Nigeria dilanda gelombang kekerasan dalam beberapa pekan terakhir. Kekerasan, termasuk serangan-serangan bom di pusat kota Jos dan ibu kota Abuja. Ada juga serangan pada rapat politik pada beberapa bulan terakhir ini, meskipun tidak terjadi pada pertemuan kampanye Jonathan.
Kampanye Sabtu adalah sebagai pulang kampung bagi Jonathan, yang berasal dari negara bagian tetangga, Bayelsa. Dia adalah tokoh favorit dalam pemilu ini, setelah PDP memenangkan setiap pemilihan presiden sejak Nigeria kembali ke pemerintahan sipil pada tahun 1999.
Namun, ia menghadapi tekanan untuk mengadakan pemilihan yang kredibel setelah serangkaian kekerasan dan cacat buruk pemilu di negara Afrika yang paling padat penduduknya itu.