Senin 14 Feb 2011 12:43 WIB

Aksi Mesir Meluas ke Aljazair, AS Minta MIliter Menahan Diri

REPUBLIKA.CO.ID,Amerika Serikat Ahad minta pasukan keamanan Aljazair untuk menunjukkan pengekangan diri pada demonstrasi anti-pemerintah yang diilhami oleh kejadian di Mesir dan Tunisia yang berdekatan.

Deplu mengatakan hak rakyat Aljazair "harus dihormati", setelah demonstran yang muak dengan rezim Presiden Abdelaziz Bouteflika bentrok dengan polisi, Ahad, sehari setelah 2.000 pengunjuk rasa berhadapan dengan 30.000 polisi anti-kerusuhan.

"Kami mencatat demonstrasi tanpa henti di Aljazair, dan minta pengekangan diri pada pihak pasukan keamanan," kata juru bicara Deplu AS Philip Crowley dalam satu pernyataan. "Kami menegaskan kembali dukungan pada hak universal rakyat Aljazair, yang mencakup (hak untuk) berkumpul dan menyatakan pendapat," ia menambahkan. "Hak-hak ini diterapkan di Internet. Tambahan lagi, hak-hak itu harus dihormati."

Koordinasi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi (CNCD), kelompok payung partai-partai oposisi Aljazair, gerakan masyarakat madani dan serikat tidak resmi, telah mengumumkan demonstransi besar anti-pemerintah lagi pada akhir pekan mendatang.

CBCD meminta diakhirinya segera rezim Bouteflika, dengan menyebut persoalan yang sama seperti pengangguran yang tinggi, perubahan dan biaya-biaya yang meningkat, yang dengan berhasil telah mengilhami revolusi di Tunisia dan Mesir.

Seperti rekan-rekan mereka di Tunisia dan Mesir, demonstran Aljazair telah menggunakan Facebook dan pesan teks untuk menyebarkan seruan bagi perubahan.

Boeteflika, berkuasa sejak 1999, telah berusaha untuk mengekang kenaikan harga dan menjanjikan konsesi politik, termasuk janji untuk mencabut keadaan darurat yang sudah berusia dua dasawarsa, yang oposisi katakan tidak dapat dipertahankan lagi.

Pemimpin berusia 74 tahun itu terpilih kembali pada 2004 dan lagi pada 2009 setelah merevisi konstitusi guna memungkinkannya untuk memperoleh jumlah masa jabatan yang tak terbatas.

Para aktivis hak asasi manusia mengatakan 300 orang telah ditangkap Sabtu dalam demonstrasi di tiga kota. Oposisi dan pemerintah kemudian mengatakan semua orang yang ditangkap telah dibebaskan.

Persatuan wartawan nasional telah mengutuk apa yang mereka katakan sebagai tindakan keras terhadap wartawan yang meliput demonstrasi Sabtu dan mengatakan beberapa wartawan "telah diserang dengan kasar oleh polisi".

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement