REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO - Aksi unjuk rasa politik di Mesir yang mampu menggulingkan rezim kuat Hosni Mubarak memberikan peluang bagi terjadinya suatu "ledakan" nasional. Aksi mogok menuntut kenaikan upah bakal menjalar ke seluruh penjuru mesir.
''Pekerja di bidang perbankan, transportasi, minyak, pariwisata, tekstil, media milik negara dan badan pemerintah mogok untuk menuntut upah yang lebih tinggi dan kondisi yang lebih baik,'' kata Kamal Abbas dari Pusat Layanan Serikat Buruh dan Pekerja. "Sulit untuk mengatakan secara tepat berapa banyak orang yang mogok dan di mana. Siapa yang tidak mogok?".
Banyak serikat buruh yang dipimpin oleh orang-orang yang berafiliasi dengan rezim Mubarak Hal tersebut membuat para pekerja tidak memiliki saluran resmi untuk mengemukakan ketidaknyamanannya.
"Di banyak tempat, pekerja ingin menghilangkan tokoh senior yang dituduh korupsi," kata Abbas.
Kesenjangan gaji antara direksi dan manajemen merupakan isu utama. Banyak pekerja yang menuntut manfaat dan perlindungan hukum setelah bekerja dengan sistem kontrak selama bertahun-tahun.
Aksi mogok di seluruh penjuru negara meletus pada tanggal 25 Januari. Aksi Demonstrasi selama tiga pekan itu berhasil mengakhiri kekuasaan Mubarak selama 30 tahun kurang. Sedikitnya 300 orang tewas dalam demonstrasi dan puluhan lainnya luka-luka atau ditahan.