Rabu 16 Feb 2011 19:25 WIB

Malaysia Tahan Puluhan Remaja di Hari Valentine

Sebagian umat Islam Malaysia mengikuti kampanye Awas Jerat Hari Valentine.
Foto: bbc.co.uk
Sebagian umat Islam Malaysia mengikuti kampanye Awas Jerat Hari Valentine.

REPUBLIKA.CO.ID,KUALALUMPUR - Aparat keagamaan Malaysia menahan sedikitnya 80 warga muslim dalam operasi untuk mencegah mereka ikut merayakan Hari Valentine. Petugas merazia beberapa hotel murah di negara bagian Selangor dan Kuala Lumpur. Mereka menahan sejumlah pasangan muslim yang ditemukan di kamar.

Jabatan Kemajuan Agama Islam Malaysia (JAKIM) menyatakan perayaan Hari Valentine itu identik dengan praktik asusila. Mereka yang ditahan itu bisa dipenjarakan hingga dua tahun jika terbukti bersalah.

Kampanye anti-Hari Valentine digulirkan oleh aparat agama Islam sejak fatwa ikut merayakan Valentine haram bagi warga muslim dikeluarkan pada 2005.

Pada Senin (14/2) malam saat perayaan Hari Valentine berlangsung, petugas penegak ajaran agama meluncurkan razia terkoordinir dengan sasaran hotel murah meriah dan taman-taman umum di Selangor dan Kuala Lumpur. Di Selangor, Sebanyak 80 orang ditahan atas tuduhan berkhalwat atau berduaan. Syariah Islam melarang lelaki dan perempuan yang berstatus bukan suami-istri itu berdua-duan.

Di Kuala Lumpur, aparat menahan 16 orang yang kebanyakan remaja muslim. Mereka dilaporkan membayar denda sekitar 50 ringgit (sekitar Rp 150 ribu). Demikian laporan kantor berita AFP.

Razia itu bermula dari kampanye Awas Jerat Hari Valentine yang digulirkan oleh aparat JAKIM pada pekan lalu. Wakil Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, menyebut perayaan Hari Valentine yang tahun ini jatuh pada hari Senin itu ''tidak patut'' bagi warga muslim.

Kampanye anti-Hari Valentine hanya ditujukan ke warga muslim Malaysia. Sekitar dua per tiga dari 28 juta penduduk Malaysia memeluk Islam. Tetapi, tidak semua warga Muslim Malaysia mendukung kampanye anti-Valentine.

Sedangkan organisasi-organisasi hak asasi manusia berpendapat larangan merayakan Hari Valentine akan merusak citra Malaysia sebagai negara muslim moderat dan progresif.

sumber : bbc.co.uk
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement