REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA - Kelompok oposisi utama di Bahrain mengatakan sedikitnya dua orang tewas setelah polisi menyerbu lapangan Pearl Square yang diduduki oleh demonstran anti-pemerintah. Kelompok Al Wefaq, mengatakan dua pria tewas ketika polisi anti huru hara menggunakan gas air mata dan peluru karet Kamis dini menyerbu untuk mengusir ribuan demonstran dari Pearl Square di pusat ibukota Manama.
Hingga berita ini ditulis, rumah-rumah sakit di Manama masih sibuk melayani korban luka yang terus berdatangan.
Lapangan di jantung kota Manama itu menjadi pusat aksi protes yang menuntut reformasi politik yang bersih di negara monarki itu. Tidak ada pernyataan resmi mengenai jumlah korban tewas dan luka dari pejabat berwenang.
Polisi sebelumnya menahan diri, karena puluhan ribu pengunjuk rasa mendominasi di lapangan yang berada di depan monumen bersejarah Bahrain. Protes yang terinspirasi rakyat Mesir ini ditujukan agar monarki Sunni di negara itu melonggarkan cengkeramannya, dan membuka lebih banyak kesempatan untuk Syi'ah turut berperan.
Banyak pengunjuk rasa juga meminta pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan perumahan yang lebih baik, membebaskan semua tahanan politik, dan menghapuskan sistem yang menawarkan kewarganegaraan Bahrain untuk Sunni dari seluruh Timur Tengah sebagai cara untuk menutup kesenjangan penduduk dengan Syi'ah, yang jumlahnya 70 persen dari keseluruhan populasi.