REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Pemimpin kelompok bom bunuh diri di London, Rabu (16/2), meninggalkan wasiat untuk meminta pengertian istrinya dan memberi tahu putrinya yang masih bayi bahwa meninggalkan dia adalah bagian paling berat dalam hidupnya. Mohammed Sidique Khan (30) meminta maaf kepada istrinya, Hasina Patel, karena berbohong.
Khan dan tiga temannya melakukan serangan teror di wilayah Inggris ketika mereka meledakkan diri di tiga kereta bawah tanah London dan satu bus. Aksinya menewaskan diri mereka dan 52 orang lagi pada 7 Juli 2005.
Di dalam wasiat tersebut, Khan menulis pesan untuk istrinya,"Kamu telah sangat sabar menemani saya sekalipun saya tak pernah memberi tahu kamu apa yang saya kerjakan dan seringkali berbohong kepada kamu. Saya tahu kamu percaya pada saya. Untuk itu, saya berterima kasih kepada kamu."
Khan pun melontarkan permintaan maafnya untuk istri tercinta. "Maafkan saya karena berdusta, menipu dan pergi .... Tolong Pahami saya."
Ketika menulis buat putrinya, Khan mengatakan,"Yang paling berat dalam hidup saya ialah meninggalkan kamu. Saya minta maaf kepada kamu karena tak menjadi bagian dari hidup kamu di dunia ini."
Pembom bunuh diri tersebut juga meninggalkan surat tulisan tangan dan mengatakan ia telah menyediakan uang untuk membeli barang dan boneka baru buat bayinya.
Royal Courts of Justice di London melakukan pemeriksaan dan diberi tahu bahwa Khan sebelumnya telah memutuskan hubungan dengan satu toko buku. Sebab, toko itu memiliki karya seorang cendekiawan yang mengutuk pemboman bunuh diri.
Seorang pembom lainnya, Jermaine Lindsay, memohon kepada pacarnya, yang masih remaja, untuk tinggal bersamanya di London pada malam serangan. Nicki Clackmore (17) mengatakan Lindsay, yang menewaskan 26 orang ketika ia meledakkan bom di satu kereta yang melaju di jalur Piccadilly, bertanya kepada dia apakah ia bisa mendapatkan senjata api. Sebab, Lindsay berencana pergi ke London untuk memberi 'pelajaran' kepada beberapa orang.