REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA - Dua orang tewas dan sedikitnya 50 lainnya terluka sepanjang Rabu (16/2) malam pada saat pasukan keamanan Bahrain bergerak membersihkan para pemrotes yang berkemah di sebuah lapangan pusat Manama, kata seorang juru bicara oposisi Syiah kepada AFP. "Dua orang telah tewas dan
sedikitnya 50 lainnya cedera, setidaknya 10 dari mereka menderita luka serius," kata Matar Matar, juru bicara bagi gerakan Al-Wefaq, kelompok oposisi utama Syiah.
Para pengunjuk rasa, yang diilhami oleh revolusi Mesir dan Tunisia, turun ke jalan-jalan di pusat ibu kota Bahrain pada Rabu untuk menyatakan rasa duka mereka atas meninggalnya seorang demonstran dalam bentrokan dengan pasukan keamanan. Sebelumnya, kerumunan orang yang berjumlah lebih 1.000 mengikuti prosesi pemakaman pria yang ditembak mati pada Selasa, ketika bentrokan pecah pada penguburan seorang pemrotes lainnya.
Sekitar 2.000 orang lainnya berkumpul di satu persimpangan jalan di pusat ibu kota kerajaan pulau di Teluk itu. Mereka melakukan pawai seperti yang dilakukan para pengunjuk rasa di Bundaran Tahrir, Kairo. Mereka menuntut perubahan pemerintahan di Bahrain, yang diperintah keluarga Sunni sementara mayoritas penduduknya Syiah.
Unjuk rasa hari ketiga itu berlangsung paling serius sejak merebaknya pergolakan Syiah pada tahun 1990-an, dan tampaknya dipicu oleh kesulitan hidup, ketiadaan kebebasan politik dan diskriminasi sektarian. "Rakyat menuntut jatuhnya rezim!" teriak para pengunjuk rasa sementara kaum pria memukul-mukul dada serempak, gerakan tanda duka para pengikut Syiah.
Raja Hamad bin Isa al-Khalifa telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dua pria yang meninggal itu, dan mengatakan satu komite akan menyelidikinya. Kementerian Dalam Negeri telah berjanji akan mengambil tindakan hukum jika menemukan polisi menggunakan kekuatan yang tak adil.
Dalam perkembangan lain, polisi yang berada di belakang tewasnya dua warga Syiah di Bahrain telah ditangkap dan kini menantikan pemeriksaan, kata menteri dalam negeri ketika unjuk rasa Rabu berlanjut di pusat Manama. "Mereka yang di belakang dua kasus kematian itu telah ditahan dan kami telah memulai penyelidikan awal," kata Menteri Dalam Negeri Sheikh Rashed bin Abdullah al-Khalifa Selasa malam dalam pidato televisi.