REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA - Empat menteri, termasuk salah satunya Menteri kesehatan Bahrain Faisal Al Hamer mengundurkan diri. Selain itu, 12 pejabat di Kementerian Kesehatan Bahrain juga melakukan hal yang sama.
Demikian dilaporkan media lokal setempat, dengan mengutip sebuah sumber, Kamis (17/2). Hal itu dilakukan setelah para ambulans yang ditugaskan untuk mengambil para korban unjuk rasa dihalang-halangi oleh tank militer.
Tank-tank di kota Bahrain, Manama menghalang-halangi ambulans yang ingin membawa para korban korban aksi unjuk rasa, yang berujung bentrok dengan polisi, ke rumah sakit terdekat. Unjuk rasa pro-demokrasi tersebut sudah memasuki hari keempat.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa pasukan keamanan Bahraini memukul dan menyerang tenaga medis yang membantu korban, Kamis (17/2). Unjuk rasa yang dilakukan pro demokrasi itu terinspirasi pergolakan yang terjadi di Tunisia dan Mesir, dimana di kedua negara tersebut presidennya diturunkan, yakni Zine El Abidin Ben Ali dan Hosni Mubarak.
Lebih dari selusin tank tentara dan beberapa ambulans militer dan truk terlihat berada di jantung kota Manama. Menurut para saksi mata, jalan dekat hampir sepenuhnya bersih dari lalu lintas sipil. Aparat kemanan juga menaruh kawat beduri di sekitar Pearl Square.
Pada Kamis ini, seperti yang dilaporkan Reuters, aparat keamanan menyerang para demonstran yang berkemah di Pearl Square di Manama pusat dan menembakkan mereka dengan gas air mata serta peluru untuk membubarkan mereka. Lebih dari 15 demonstran Syiah mati syahid dalam insiden tersebut.