Jumat 18 Feb 2011 08:47 WIB

Unjuk Rasa di Libya Tewaskan Sedikitnya 12 Orang

Seorang warga Libya mengusung gambar Moamar Gaddafi saat muda dalam unjuk rasa di Benghazi
Foto: AP
Seorang warga Libya mengusung gambar Moamar Gaddafi saat muda dalam unjuk rasa di Benghazi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Setidaknya 12 orang tewas pada Kamis (18/2) dan puluhan cedera dalam unjuk rasa anti pemerintah di kota wilayah timur laut, Al Baida dan kota bagian timur, Benghazi di Libya.

Pengunjuk rasa Libya yang terinspirasi oleh ketegangan di Mesir dan Tunisia juga menyebutkan "Hari Kemarahan" pada Kamis untuk menantang pemimpin Libya selama 41 tahun, Kolonel Muammar Qadhafi yang telah diduga melanggar Hak Asasi Manusia.

Kantor Berita Al Arabiya yang mengutip jejaring oposisi dan organisasi non-kepemerintahan melaporkan bahwa pasukan keamanan dan milisi Dewan Revolusioner menembaki pengunjuk rasa damai yang kebanyakan para pemuda di kota Al Baida. Insiden itu pun menewaskan setidaknya enam orang.

Satu kelompok HAM di Jenewa, "Solidaritas HAM" mengatakan bahwa para saksi mata di Al Baida melaporkan ada sejumlah sniper yang menembak dari puncak gedung. Penembak jitu itu menewaskan setidaknya 13 pengunjuk rasa.

Satu kelompok dalam jejaring Facebook yang mengajak menggelar "Hari Kemarahan" memiliki 4.400 anggota pada Senin. Namun setelah bentrokan pada Rabu di Benghazi, jumlah anggota langsung melejit menjadi 10.000 anggota.

Qadhafi yang mendapat kekuasaan saat kudeta 1969 merupakan pemimpin yang berkuasa paling lama di negara-negara Afrika dan Arab. Pemicu unjuk rasa itu diduga akibat penahanan pengacara HAM, Fathi Terbil oleh pasukan keamanan Libya namun Terbil dilaporkan telah dibebaskan.

Sejumlah laporan media setempat mengatakan unjuk rasa yang mendukung Qadhafi dilakukan di sejumlah kota negara itu menyusul unjuk rasa Benghazi.

sumber : Antara/Ria Novosti-Oana
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement