REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN - Ribuan warga Iran pendukung pemerintah mendesak untuk segera menghukum mati sejumlah aktivis oposisi seperti Hossein Mousavi dan Mehdi Karoubi. Kedua oposisi itu dianggap memberontak terhadap Republik Islam.
''Karoubi dan Mousavi harus dihukum gantung,'' teriak massa.
Ahmad Janati, ulama Iran haluan keras, mendesak pemberlakuan isolasi total terhadap Mousavi dan Karoubi yang dianggapnya sebagai 'pembantu' Amerika Serikat dan prilakunya memalukan. Lembaga hukum harus memotong akses keduanya dengan para simpatisan mereka. ''Rumah mereka harus ditutup sehingga mereka tidak dapat berkomunikasi,'' serunya.
Menteri Kehakiman Iran, Ayatollah Sadeq Larijani, menyatakan pemerintah Iran telah menetapkan status tahanan rumah atas keduanya sejak Rabu (16/2) lalu. Saat ini pemerintah berupaya memutus jalur komunikasi mereka. ''keduanya dilarang berkomunikasi dengan pemimpin lainnya termasuk mengeluarkan perintah,'' katanya.
Pendukung kedua tokoh oposisi itu terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Dalam insiden bentrokan dengan petugas pada Senin (14/2) lalu, dua orang dilaporkan tewas. Beberapa lainnya terluka termasuk sembilan orang polisi Iran. Namun, insiden itu tidak menyurutkan kelompok oposisi yang terus menyuarakan demonstrasi bagi warga Iran melalui internet.
Di Mesir, rakyat mengibarkan bendera Mesir di Lapangan Tahrir sebagai perayaan tumbangnya rejim pemerintahan Hosni Mubarak sepekan silam. Mereka juga terus menekan Dewan Militer agar tetap melaksanakan proses reformasi guna membentuk pemerintahan sipil melalui pemilu yang adil dan jujur.
Yusuf Qaradawi, ulama Mesir yang memimpin upacara sholat Jumat, menyatakan kesalahan tidak akan pernah bisa mengalahkan kebenaran. ''Saya ucapkan selamat kepada pemuda Mesir karena mereka akan memenangkan revolusi. Revolusi belum berakhir sampai kami membentuk Mesir baru,'' katanya.