REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Inggris Jumat mengatakan mereka telah mencabut lebih dari 50 izin ekspor senjata ke Bahrain dan Libya, tempat pasukan keamanan telah menindak keras demonstran dan beberapa orang telah tewas. Izin-izin yang dicabut itu mencakup barang seperti gas air mata dan amunisi yang dapat digunakan untuk menekan demonstran.
Sehari setelah mengumumkan peninjauan kembali terhadap ijin ekspor senjata ke Bahrain, pemerintah koalisi Inggris mengatakan mereka "telah mengambil keputusan untuk mencabut 24 ijin individu dan 20 ijin terbuka" untuk negara Teluk itu. Izin individu membolehkan penjualan senjata satu-satu sementara izin terbuka mencakup banyak penjualan ke serangkaian tujuan.
Pemerintah juga mencabut delapan izin individu pada Libya. Peninjauan kembali izin ekspor ke kawasan lebih luas, termasuk Yaman, diteruskan, katanya.
Pasukan keamanan Bahrain telah menembaki pengunjuk rasa Jumat, melukai lebih dari 60 orang ketika tindakan keras terhadap demonstrasi pro-demokrasi melanda Timur Tengah dan Afrika Utara menjadi bertambah kasar. Sehari sebelumnya, polisi telah membunuh enam demonstran dan melukai lebih dari 230 orang di ibukota Bahrain, Manama.
Di Libya, tentara berusaha keras untuk menekan kerusuhan di kota kedua negara itu, Benghazi. Human Rights Watch yang bermarkas di Amerika Serikat melaporkan sedikitnya 24 pengunjuk rasa telah tewas di Benghazi, Rabu dan Kamis.
"Kami sangat memprihatinkan mengenai situasi di Bahrain dan kejadian-kejadian yang telah menyebabkan kematian beberapa pengunjuk rasa," menteri kementerian luar negeri Alistair Burt mengatakan dalam satu pernyataan yang mengumumkan keputusan untuk mencabut izin-izin ekspor senjata itu.
Kementerian luar negeri mengatakan mereka tidak memiliki bukti bahwa peralatan Inggris telah digunakan dalam pergolakan di Bahrain. Tapi pemerintah tidak akan mengeluarkan izin ketika ada risiko jelas bahwa "ekspor yang diusulkan mungkin akan memicu atau memperlama konflik regional dan internal, atau ... mungkin digunakan untuk memudahkan represi internal", jelasnya.
Pemerintah telah mengumumkan peninjauan kembali izin ekspor senjata belakangan ini ke Bahrain Kamis setelah anggota dewan oposisi Denis MacShane bertanya di parlemen apakah pemerintah telah menyetujui penjualan gas air mata ke Bahrain.