REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Kelompok Islam Ikhwanul al-Muslimin Senin mengatakan akan membentuk partai "Kebebasan dan Keadilan" untuk ambil bagian dalam pemilu di Mesir. Kelompok ini muncul ke permukaan setelah ditekan bertahun-tahun oleh Presiden Hosni Mubarak sebagai satu-satunya kekuatan politik Mesir.
Ikhwanul al-Muslimin semakin berani setelah penggulingan Mubarak 11 Februari lalu. Amerika Serikat memantau dengan seksama perkembangan ini setelah menyatakan kekhawatiran akan "unsur-unsur ekstremis" di kalangan Ikhwanul al-Muslimin.
Perdana Menteri Inggris David Cameron, pemimpin asing pertama yang berkunjung di Mesir pasca Mubarak Senin kemarin, mengatakan dia tidak bertemu dengan kelompok Ikhwanul, karena dia ingin menunjukkan kepada kaum muda bahwa ada alternatif lain terhadap oposisi Islam "ekstrem".
Ihkwanul al-Muslimin yang didirikan tahun 1928, mengatakan partai barunya terbuka bagi semua termasuk anggota minoritas Kristen Koptik Mesir. Kelompok Islam ini mengatakan menghendaki Mesir yang pluralistik dan demokratis.