Selasa 22 Feb 2011 12:26 WIB

Dewan Keamanan PBB Akan Bahas Libya

Demonstrasi di Libya menuntut Muammar Ghaddafi mundur
Demonstrasi di Libya menuntut Muammar Ghaddafi mundur

REPUBLIKA.CO.ID,LOS ANGELES - Dewan Keamanan PBB pada Selasa (22/2) akan bersidang untuk membicarakan krisis di Libya. Demikian kata Sekjen PBB, Ban Ki-moon. Dia menambahkan bahwa dirinya sudah bicara dengan pemimpin Libya Muamar Gaddafi dan meminta untuk menahan diri.

"Saya mendesaknya untuk menghentikan kekerasan terhadap para demonstran dan saya juga menegaskan pentingnya untuk menghormati hak asasi manusia para demonstran itu," katanya. ''Pendapat dan kekhawatiran para warga harus dihargai sepenuhnya dan didengar oleh pemerintah dari negara yang berkepentingan."

Ban Ki-moon berbicara kepada satu kelompok kecil wartawan di Los Angeles setelah mengeluarkan pernyataan bahwa ia marah mendapati berita tentang pasukan keamanan Libya menembaki demonstran dari pesawat perang dan helikopter.

"Serangan atas warga sipil seperti itu, bila memang benar terjadi, merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan akan sangat dikecam oleh sekjen," kata juru bicara PBB, Martin Nesirky. ''Ban Ki-moon sekali lagi meminta penghentian segera atas tindakan kekerasan."

Ban Ki-moon sudah melakukan komunikasi intensif dengan negara-negara kunci mengenai krisis Libya. Dalam pembicaraannya dengan Gaddafi, Ban Ki-moon juga meminta agar pemimpin Arab yang paling lama menjabat itu untuk segera menghentikan tindakan kekerasan di negara Afrika Utara tersebut. Gaddafi juga diminta untuk melakukan dialog luas dengan pihak oposisi.

Sementara itu, demonstran tampak mengendalikan beberapa kota di Libya dan tokoh-tokoh rezim yang membelot juga bertambah. Kelompok HAM internasional memperkirakan pergolakan tersebut menewaskan lebih dari 400 orang.

Dalam pernyataan pertamanya sejak demonstrasi pecah pada Selasa lalu di bagian timur negara yang kaya minyak tersebut, Gaddafi membantah bahwa ia pergi dari negaranya di tengah gugatan adanya pembunuhan besar-besaran di ibu kota Tripoli. ''Ban Ki-moon menekankan pentingnya untuk memastikan perlindungan bagi warga sipil dalam situasi apa pun," kata Nesirky.

sumber : ANTARA/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement