Selasa 22 Feb 2011 17:27 WIB

Pemerintah Libya Lakukan Genosida Terhadap Rakyat

Warga melintas bangkai mobil yang terbakar di jalanan Benghazi
Foto: AP
Warga melintas bangkai mobil yang terbakar di jalanan Benghazi

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI-Kata genosida kini disematkan pada aksi berdarah yang dilancarkan pemerintah Libya untuk menanggulangi demonstrasi antipemerintah. Betapa tidak, seperti dilaporkan AlJazeera, para warga mengatakan tembakan dengan peluru tajam diarahkan kepada para demonstran di Tripoli dan berbagai kota lain. Bahkan, seperti diungkapkan mantan dubes Libya untuk India, pesawat-pesawat dan helikopter pun digunakan untuk menggempur para demonstran.

Sejumlah laporan menyebut, memasuki pekan kedua demonstrasi, hampir 300 orang telah tewas karena kekerasan oleh aparat di seluruh negeri.

Saksi mata di Tripoli kepada Al Jazeera, Selasa, mengatakan jet-jet tempur mengebom sebagian kota tersebut dalam sebuah serangan terbaru. Mereka mengatakan serdadu bayaran menembaki warga sipil di Tripoli.

Warga di pemukiman Tajura, Tripoli Timur, mengatakan mayat-mayat tergeletak di jalanan dari aksi kekerasan Senin. Setidaknya 61 tewas dalam kekerasan Senin di Tripoli.

Para demonstran lainnya mengatakan mereka ditembaki jet tempur dan aparat keamanan dengan peluru tajam saat melakukan pawai di Tripoli, Senin sore.

“Yang kami saksikan hari ini sangat tak terbayangkan. Pesawat-pesawat tempur dan helicopter mengebom area demi area tanpa pandang bulu. Banyak, banyak yang tewas,” kata Adel Mohamed Saleh, seorang demonstran. “Setiap orang yang bergerak, bahkan di dalam mobil, ditembak.”

Ali al-Essawi, dubes Libya di India yang mengundurkan diri sebagai protes, menyebut tindakan pemerintah sebagai pembantaian. Ia mengatakan peluru tajam digunakan dan pemerintah menyewa tentara bayaran. Ia menyeru PBB untuk menutup wilayah udara Libya demi keselamatan warga sipil.

Kalimat ‘genosida terhadap rakyat Libya’ juga digunakan oleh Wakil Dubes Libya untuk PBB, Ibrahim Dabbashi.

Sepanjang demonstrasi Senin, tembakan senjata terdengar di seantero ibukota. Saksi mata mengatakan pembantain terjadi di distrik Tajura dimana sekelompok penembak melepaskan tembakan membabi buta.

Di distrik Fashlum, saksi mata mengatakan helicopter mendarat untuk menurunkan tentara bayaran yang langsung menembaki orang-orang di jalanan.

Mohammed Abdul-Malek, aktivis yang tinggal di London, mengatakan penembak jitu ditempatkan di atap-atap untuk menghentikan orang-orang bergabung dalam aksi demonstrasi.

Sejumlah saksi mata lainnya mengatakan kepada AP bahwa para penembak melepaskan tembakan dari mobil yang tengah berjalan. Mereka menyasar orang-orang dan bangunan.

Televisi pemerintah, Selasa, membantah pemerintah menembaki para demonstran, dengan mengatakan kabar ini merupakan rumor dan kebohongan.

Mengutip putra Muammar Gaddafi, Saif al-Islam Gaddafi, televisi ini mengatakan jet-jet militer membombardir sarang teroris berupa depot senjata yang berlokasi jauh dari pemukiman di Tripoli dan Benghazi.

sumber : Al Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement