REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia dibawah perdana menteri Vladimir Putih adalah demokrasi tipuan, ujar Mikhail Gorbachev dalam kritiknya terkeras terhadap pemerintahan yang berkuasa.
"Kita memiliki segalanya, parlemen, mahkamah agung, seorang presiden, perdana menteri. Namun itu semua cenderung imitasi," komentar presiden terakhir Uni Sovyet itu. Gorbachev kian kritis terhadap negara modern Rusia. Ia menuding para pemimpinya memundurkan reformasi demokrasi yang dimunculkan pada 1990-an.
Berbicara di sebuah jumpa pers, Selasa (22/2) sehari sebelum ulang tahunnya ke-80, Gorbachev mengkritik Putin yang telah memanipulasi pemilu. Ia menanggapi pernyataan perdana menteri dan mantan presiden, Putin, bahwa ia bersama 'anak didiknya' Presiden Dmitry Medvedev, lah yang akan menentukan siapa yang akan memasuki kantor kepresidenan pada Maret 2012 nanti.
"Itu bukan urusan Putin. Itu harus ditentukan oleh pemilu nasional," kata Gorbachev. Ia menyebut pernyataan Putin sebagai tanda "kesombongan luar biasa".
Gorbachev juga menyoroti pendekatan pemerintahan saat ini terhadap isu hak asasi manusia. "Ada masalah di sana. Itu menandakan bahwa kondisi demokrasi negara ini kian merosot," ujarnya.
Ia mengatakan Rusia Bersatu, partai berkuasa yang didirikan dengan tujuan semata-mata mendukung kepemimpinan Putin adalah kemunduran besar. "Partai itu mengingatkan saya dengan partai Komunis. Kita memiliki banyak lembaga tetapi mereka tidak bekerja. Kita mempunyai hukum tapi masih butuh diterapkan dengan baik."
Gorbachev menekankan ketidaksukannya terhadap perilaku duo Putin dan Medvedev. "Sangat memalukan, pemimpin modern kita ternyata tidak modern," ujarnya.