Rabu 23 Feb 2011 11:05 WIB

Menlu Mengaku tak mudah Evakuasi WNI di Libya

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan rencana evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Libya tidak akan semudah seperti yang telah dilakukan di Mesir beberapa waktu lalu. Marty mengatakan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/2), keadaan Mesir ketika dilanda unjuk rasa besar-besaran yang membuat pemerintah Indonesia mengevakuasi warganya dari negara di Benua Afrika itu sangat terbuka dan justru memfasilitasi warga negara Indonesia.

Sedangkan di Libya, menurut Menlu, keadaannya berkebalikan karena semua jalur evakuasi melalui udara, darat, dan laut, sangat sulit. "Khusus di Libya ini kan berbeda dengan keadaan di Mesir. Kalau keadaan Mesir pemerintah sempat pada saat itu terbuka dan memfasilitasi warga negara Indonesia.

Sementara di Libya sifatnya kebalikan dari itu karena semua jalur penerbangan udara, darat, dan laut itu agak sulit," jelasnya. Menurut Marty, rencana evakuasi WNI di Libya yang berjumlah 875 orang tentunya merupakan tantangan tersendiri.

Namun, lanjut dia, saat ini Kementerian luar Negeri tengah mempersiapkan berbagai opsi guna melakukan langkah-langkah darurat untuk mengevakuasi WNI di Libya. Marty meminta WNI di Libya untuk tetap berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tripoli serta meminta perlindungan jika diperlukan.

Para WNI di Libya yang sebagian besar adalah tenaga kerja Indonesia (TKI) sekitar 600 orang dan sisanya adalah mahasiswa dan TKI informal juga diminta untuk waspada serta menghindari tempat-tempat keramaian. Pemimpin Libya Moammar Khadafy yang telah berkuasa selama 41 tahun telah menyerukan pasukannya untuk menghancurkan setiap gerakan pemberontakan melawan kekuasaannya.

Seruan Khadafy dalam pidato selama 75 menit di televisi nasional itu dikhawatirkan akan menambah ketegangan dan aksi kekerasan yang diperkirakan telah menelan korban setidaknya 300 orang tewas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement