REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Tim penyelamat handal yang terdiri dari 70 orang akan berangkat dari Jepang pada Rabu (23/2) menuju kota di kota Christchurch, Selandia Baru, tempat setidaknya 23 warga Jepang hilang dan terperangkap di reruntuhan. Jepang adalah salah satu negara yang paling sering terkena gempa bumi dan tim yang dikirim termasuk pekerja penyelamat khusus dari penjaga pantai, polisi dan pemadam kebakaran, juga dokter, perawat serta anjing pelacak.
Warga Jepang yang hilang adalah pelajar yang sedang belajar bahasa Inggris di beberapa sekolah di kota itu saat kota tersebut dilanda gempa berkekuatan 6,3 skala Richter pada Selasa yang menewaskan setidaknya 75 orang dan 300 lainnya masih hilang. Di antara warga Jepang yang hilang adalah 10 pelajar dari Toyama College of Foreign Language dari prefektur tengah dengan nama yang sama yang dikhawatirkan terperangkap di bawah reruntuhan bangunan King's Education College yang rubuh.
Beberapa pelajar Jepang lain dan guru perempuan mereka berhasil diselamatkan termasuk seorang yang kakinya harus diamputasi, kata media. Tiga warga Jepang yang belajar di sekolah bahasa yang sama juga hilang tulis Kyodo News dan media lainnya. Satu di antara mereka berasal dari kota Kobe yang juga pernah merasakan kehancuran akibat gempa pada 1995 yang menewaskan 6.000 orang.
Dua pelajar Korea Selatan --kakak beradik berusia sekitar 20-an tahun-- juga hilang dan tampaknya terperangkap di sekolah bahasa Christchurch kata kementerian luar negeri Korea Selatan dalam satu pernyataan. Presiden Korsel Lee Myung-Bak pada Selasa mengirim pesan keprihatinan kepada Selandia Baru dan berjanji untuk mengirim pekerja penyelamat darurat.
Satu perusahaan Tokyo yang mengatur pelajar yang belajar di luar negeri mengatakan bahwa pihaknya belum dapat menghubungi 10 pelajar yang mengunjungi Selandia Baru yang masuk dalam rancangan perjalanan perusahaan itu. Tim penyelamat Jepang dijadwalkan berangkat dari bandara internasional Tokyo, Narita, dengan penerbangan khusus Air Self-Defence Force pada sore hari sekitar pukul 14.00 waktu setempat (pukul 12.00 WIB) dan tiba di Selandia Baru pada Kamis pagi.
Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan dalam pertemuan kabinet darurat kedua sejak gempa terjadi bahwa ia berharap tim tersebut "dapat menyelamatkan sebanyak mungkin orang". Seperti Selandia Baru, Jepang juga berada dalam Cincin Api Pasifik dengan aktivitas seismik yang tinggi dan kerap diguncang oleh gempa berkekuatan besar. Duta besar Selandia Baru di Tokyo telah meminta bantuan darurat Jepang pada Selasa.