REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Sebanyak 127 mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di International Islamic Call College Tripoli, Libya mendesak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono segera melakukan langkah-langkah pengamanan dan evakuasi. Hingga kini, menurut seorang mahasiswa yang tak mau dipublikasikan identitasnya kepada Republika, KBRI di Tripoli belum melakukan tindakan pengamanan.
Para mahasiswa mengaku sudah meminta kepada KBRI untuk melakukan pengamanan dan evakuasi. Mahasiswa Indonesia di Tripoli menilai KBRI belum memiliki langkah-langkah yang jelas untuk mengamankan mereka. Menurut sumber Republika, pihak KBRI hanya meminta mahasiswa untuk menunggu kondisi dan menganggap bertahan di kompleks kampus lebih aman.
"Kami minta kepada Presiden RI untuk segera melakukan langkah-langkah pengamanan bagi WNI," ujarnya. Saat ini, menurut sumber Republika, kondisi Tripoli kian memanas. "Suara tembakan terdengar di mana-mana." Mahasiswa pun terkurung dalam lingkungan kampus.
Menurut dia, kompleks Islamic Call Collage tergolong aman dan dijamin pihak rektorat karena dijaga ketat aparat. "Namun, kami tetap tak bisa tenang. Apalagi kampus ini menjadi salah satu symbol Muammar Qadhafi," tuturnya.
Diakuinya, stok logistik untuk mahasiswa dari berbagai negara yang studi di kampus itu masih aman, namun mereka khawatir dengan kondisi dan situasi keamanan yang kian memanas. Menurut sumber Republika, sudah tiga hari ini aktivitas perkuliahan di Islamic Call Collage diliburkan, karena tak ada dosen yang mengajar.
Seluruh mahasiswa, papar dia, dalam kondisi resah. Hingga kini memang belum ada negara lain yang dievakusi dari kompleks kampus. Hanya saja, kata dia, pihak kedutaan Malaysia sudah menemui pihak rektorat. Pemerintah Malaysia, sudah akan mulai mengevakuasi mahasiswanya. Sumber Republika juga menyangkal adanya kabar yang menyebutkan sebagian WNI sudah mengungsi di KBRI.
"Sekarang WNI di Libya mikir sendiri-sendiri," paparnya. Menurut dia, yang saat ini ada di KBRI adalah beberapa TKW yang telah telantar jauh-jauh hari sebelum demo anti-pemerintahan meletus. "Bukan mengungsi karena kondisi sekarang, tapi mengungsi karena memang sudah terlantar sejak lama. Kami geregetan dengan KBRI dan Kemenlu," paparnya.
Para mahasiswa mendesak Pemerintah RI agar bergerak cepat dan nyata untuk mengamankan dan mengevakusi mereka dari Libya. "Kemarin-kemarin bilang belum perlu evakuasi, sekarang Menlu bilang evakuasi sulit karena pemerintah Libya tertutup. "Sekarang bukan saatnya berdiplomasi dengan warganya sendiri. Kami butuh langkah cepat dan riil," tandasnya. N heri ruslan