REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Pemimpin Libya memerintahkan pasukan keamanan untuk meledakkan fasilitas minyak dengan tujuan memotong pasokan Mediterania, demikian lapor Majalah Time mengutip sumber orang dekat Moammar Gaddafi.
Menurut laporan, pasukan diinstruksikan mulai menyabotasi pipa-pipa minyak tersebut. "Sabotase, menurut sumber tadi, ditujukan sebagai pesan kepada suku-suku yang memberontak kepada Libya, itu bisa berarti kekacauan," bunyi laporan Time.
Gaddafi telah kehilangan dukungan sedikitnya satu suku utama, beberapa unit militer dan sejumlah diplomatnya, termasuk duta besar Libya untuk AS di Washington, Ali Adjali. Deputi Duta Besar PBB Ibrahim Dabbashi menuding pemimpin dunia Arab paling lama berkuasa itu telah melakukan pembantaian terhadap rakyatnya sendiri di tengah krisis.
Hampir 300 orang terbunuh dalam protes anti-pemerintah di Libya, demikian menurut Human Right Watch yang berbasis di New York.
Time juga menulis orang dalam tadi mengatakan Gaddafi hanya memiliki dukungan sekitar 5.000 tentara. Pemimpin Libya itu menyerukan rakyat untuk mendekat dan turun ke jalan membela dirinya karena ia sadar tak bisa terus mengendalikan Libya dengan jumlah tentara yang ia punya.