Rabu 23 Feb 2011 15:31 WIB

Ini dia ‘Deklarasi Perang’ Gaddafi terhadap Rakyatnya

Di sini lah Muammar Gaddafi menyampaikan pidato, yang merupakan kediamannya yang dibom AS pada tahun 1980-an. Rumah ini sengaja dibiarkan tak diperbaiki sebagai monumen \'perlawanan\'.
Foto: nationalpost.com
Di sini lah Muammar Gaddafi menyampaikan pidato, yang merupakan kediamannya yang dibom AS pada tahun 1980-an. Rumah ini sengaja dibiarkan tak diperbaiki sebagai monumen \'perlawanan\'.

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI-Selama 75 menit, Selasa sore waktu setempat, pemimpin Libya Muammar Gaddafi muncul di televisi menyampaikan pidato emosional menentang aksi protes yang dilakukan rakyatnya. Dalam pidatonya, ia bertekad melakukan perlawanan dan akan meninggal sebagai martir.

Mengenakan jubah coklat dan turban, ia berbicara dari podium yang dipasang di pintu masuk sebuah gedung rusak di Tripoli, yang merupakan kediamannya yang dibom oleh pesawat tempur AS pada tahun 1980-an. Gedung itu sengaja tak diperbaiki dan dibiarkan apa adanya, yang dimaksudkan sebagai monumen ‘perlawanan’.

Saat berpidato di atas podium itu, Gaddafi bersuara lantang dan mengepalkan tinjunya ke udara. Dalam pidato tersebut, Gaddafi seakan menganggap sedang menghadapi gerakan pembangkangan bersenjata. Ia mengatakan selama ini belum menggunakan kekerasan untuk melawannya, dan akan menggunakannya jika perlawanan berlanjut.

Berikut nukilan pidato Gaddafi, yang disebut Kanselir Jerman, Angela Merkel, sebagai deklarasi perang terhadap rakyatnya:

Libya menginginkan kejayaan, Libya ingin berada di puncak, puncak dunia.

Saya seorang pejuang, seorang revolusioner yang terlahir dari tenda

Saya tak akan meninggalkan negara ini dan akan mati sebagai seorang martir

Muammar Gaddafi adalah pemimpin revolusi, saya bukan seorang presiden yang bisa turun dari jabatan… Ini negaraku. Muammar bukan seorang presiden yang akan meninggalkan posisinya.

Protes damai adalah sesuatu hal, tapi pembangkangan bersenjata adalah hal yang berbeda.

Saya belum memerintahkan penggunaan kekuatan, belum memerintahkan satu pun peluru untuk ditembakkan… jika saya memerintahkannya, semuanya akan terbakar

Keluarlah dari rumah-rumah kalian, wahai pendukung yang mencintai Muammar Gaddafi, penuhi jalan-jalan dan serang mereka (demonstran) di sarang mereka.

Wanita, pria, pemuda, pemudi, mereka yang membela Muammar Gaddafi dan revolusi… mulai besok, tidak, mulai malam ini, penjagaan akan dicabut, keluar dan perangi mereka (demonstran)… kejarlah (demonstran), tangkap mereka, serahkan mereka kepada (pihak) keamanan, dan jangan berhenti melakukan pembersihan dari rumah ke rumah hingga mereka menyerah.

Gaddafi mengatakan demonstran adalah para pemuda yang ‘ditumpangi’, yang diracun oleh narkoba dan uang oleh sekelompok kecil orang-orang sakit untuk menyerang polisi dan kentor-kantor pemerintah. Ia mengatakan aksi protes ini dihasut oleh orang berjanggut -sebuah referensi terhadap kelompok fundamentalis- dan orang-orang Libya yang tinggal di luar negeri.

Tarik kembali anak-anak kalian. Mereka meracuni anak-anak kalian. Mereka membuat anak-anak kalian mabuk dan mereka mengirimkan anak-anak kalian ke neraka. Anak-anak kalian akan mati.

Gaddafi meminta para pemuda untuk membentuk kelompok pengamanan di wilayah masing-masing, sebagai bagian dari ‘pasukan pengamanan rakyat’. Ia meminta para pemuda tersebut untuk mengenakan pita hijau di lengan.

Rakyat Libya dan revolusi yang akan mengontrol Libya.

Maju, maju, maju.

 

sumber : Al Jazeera/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement