REPUBLIKA.CO.ID, TOBRUK—Massa oposisi anti-pemerintah Muammar Qaddafi berhasil menduduki Libya Timur. Keberhasilan massa oposisi menguasai salah satu basis kekuatan Qaddafi itu tak terlepas dari membelotnya sejumlah militer negara yang balik mendukung demonstran.
Situasi terkini di Libya Timur memantik kegeraman Qaddafi. Dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi pemerintah, Muammar Qaddafi menyerukan perlawanan sampai titik darah penghabisan. Dengan nada suara tinggi dan kepalan tangan yang menggebrak-gebrak podium, Qaddafi berujar,”Hei Kau pria maupun wanita yang mencitai Qaddafi, keluarlah dari rumah dan penuhilah jalan-jalan kota. Tinggalkanlah rumah dan seranglah sarang mereka (oposisi),” serunya.
Qaddafi pun menjamin kepada para pendukungnya jika dia akan langsung mempimpin peperangan melawan kaum oposisi. Dia berujar, akan berpidato di tengah Lapangan Hijau Tripoli untuk membuktikan tekad menumpas massa yang disebutnya antek kolonial.
Ancaman bumi hangus dari Qaddafi tak membuat massa oposisi bergeming. Mereka justru mendapat tambahan semangat dengan bergabungnya sejumlah divisi Militer Libya dalam aksi melawan Qaddafi.
Salah satu pemimpin militer Libya, Soliman Mahmoud al-Obeidy menjelaskan, keputusannya beserta sejumlah pasukan untuk membelot, tak terlepas dari rasa kemanusiaan dan cintanya terhadap Libya. Dia mengaku tidak bisa menjalankan perintah Qadaffi yag memintanya menembaki pengunjuk rasa di Benghazi.