REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA - Bahrain mulai membebaskan tahanan politik dan kelompok lainnya Rabu (23/2). Di antara yang dibebaskan termasuk 23 orang yang dituduh berusaha menggulingkan monarki Sunni kerajaan itu, kata seorang anggota parlemen oposisi Syiah.
"Itu adalah satu tindakan positif," kata Ibrahim Mattar dari partai Wefaq Syiah kepada Reuters. Ia menambahkan lebih dari 100 tahanan politik telah dibebaskan sebelum Rabu subuh, tetapi puluhan orang masih mendekam di penjara.
Mereka yang dibebaskan itu termasuk penjahat biasa, katanya. Pembebasan para tahanan politik itu telah dituntut para pemrotes yang berusaha membentuk pemerintah yang dipilih di Bahrain.
Protes-protes yang dimulai pekan lalu itu menewaskan tujuh orang dan ratusan lainnya cedera. "Mengizinkan rakyat untuk memprotes dan membebaskan orang-orang itu adalah langkah-langkah positif," kata Mattar.
Kelompok-kelompok oposisi sedang menunggu keluarga raja untuk menyetujui secara prinsip satu monarki yang konstitusional sebelum melakukan dialog.
"Masalah utama adalah kami sedang menunggu prakarsa bagi reformasi politik. Sampai sekarang mereka tidak menjanjikan apapun," kata Mattar. "Jika mereka tidak mengatakan apapun, kita membuang waktu kita."