Jumat 25 Feb 2011 09:32 WIB

Tarik Simpati Internasional, Gaddafi Sebut Perusuh Ditunggangi Al Qaeda

Warga mengibarkan bendera Libya sebelum era Gaddafi di dalam markas militer di Benghazi, Senin (21/1).
Foto: AP
Warga mengibarkan bendera Libya sebelum era Gaddafi di dalam markas militer di Benghazi, Senin (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Muammar Gaddafi, pemimpin Libya, mengatakan dalam pidato di televisi negara Libya bahwa al-Qaeda bertanggung jawab atas pemberontakan di Libya. "Sudah jelas sekarang bahwa masalah ini dijalankan oleh al-Qaeda," katanya, berbicara melalui telepon dari lokasi yang tidak ditentukan pada hari Kamis.

Dia mengatakan bahwa para pengunjuk rasa adalah orang-orang muda yang sedang dimanipulasi oleh Osama bin al-Qaeda Laden, dan bahwa banyak orang melakukan hal itu di bawah pengaruh narkoba.

"Tidak seorang pun di atas usia 20 tahun benar-benar akan mengambil bagian dalam acara ini," katanya. "Mereka mengambil keuntungan dari usia muda orang-orang ini [untuk melakukan tindakan kekerasan] karena mereka tidak bertanggung jawab secara hukum!"

Pada saat yang sama, pemimpin memperingatkan bahwa mereka yang berada dibalik kerusuhan akan dituntut ke pengadilan. Ia meminta orang tua Libya untuk menjaga anak-anak mereka di rumah. "Bagaimana kau bisa membenarkan perilaku seperti itu dari orang-orang yang tinggal di lingkungan yang baik?" ia bertanya.

Situasi di Libya berbeda dengan Mesir atau Tunisia katanya, dengan alasan bahwa tidak seperti orang di negara-negara tetangga, Libya adalah negara yang  "tidak ada alasan untuk mengeluh apapun".

Libya memiliki akses mudah dengan pinjaman bunga rendah dan komoditas sehari-hari murah, ia berpendapat. Reformasi yang ia lakukan  akan berimbas pada kenaikan gaji.

Mustafa Abdel Galil, yang mengundurkan diri tiga hari yang lalu dari jabatannya sebagai menteri kehakiman, berbicara kepada Al Jazeera pada pertemuan para pemimpin suku dan perwakilan dari Libya timur di kota Al Baida. "Kami ingin satu negara ada emirat Islam  di mana saja. Satunya tujuan kami adalah untuk membebaskan Libya dari rezim ini dan kemudian orang memilih pemerintahan yang mereka inginkan." kata mantan menteri itu.

Dia memperingatkan bahwa Gaddafi memiliki senjata biologis dan kimia, dan tidak akan ragu untuk menggunakannya.

Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa  akan memutuskan apakah akan mengirim tim internasional untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional di Libya pada pertemuan di Jenewa pada hari Jumat.

sumber : A Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement