REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA - Pergolakan politik yang menjalar di dunia Arab yang menjatuhkan rezim Tunisia dan Mesir adalah proyek strategi rancangan Amerika Serikat berjudul "Timur Tengah Baru", kata seorang anggota parlemen Bahrain.
Istilah "Timur Tengah Baru" sendiri dikenalkan pada 2006 oleh Menteri Luar Negeri AS saat itu Condoleezza Rice. Para analis mengatakan proyek itu mendefinisikan kebijakan Washington di wilayah yang luas, termasuk negara Arab dan Asia Tengah.
"Kerusuhan dan revolusi yang kita saksikan saat ini di negara Arab adalah akibat dari implementasi proyek AS bernama 'Timur Tengah Baru' itu. Program tersebut dimulai dari Irak, kemudian Lebanon," kata anggota parlemen Bahrain sekaligus wartawan Samira Rajab kepada RIA Novosti.
"Babak baru implementasi proyek itu baru akan terlihat setidaknya sepuluh tahun lagi, yang dimulai sejak 2011," katanya seraya menambahkan bahwa strategi AS di wilayah Timur Tengah bertujuan untuk melemahkan rezim berkuasa dan mengenalkan kelompok oposisi ke pemerintahan mereka.
Gelombang aksi protes, yang telah berhasil menggulingkan rezim otoriter di Tunisia dan Mesir, menyapu dunia Muslim, yang memicu aksi perlawanan massa di Libya, Bahrain, dan Yaman.