REPUBLIKA.CO.ID, Laju massa pengunjuk rasa untuk menurunkan Presiden Libya Muammar Ghaddadi kian mendekati ibukota Tripoli. Menurut saksi mata, para demonstran sudah menguasai kota Misrata, Kamis (24/2), setelah mereka mengusir tunggang langgang para loyalis (pasukan) Ghaddafi dari kota pantai Mediteranian. Mereka pun merayakan setengah kemenangannya.
Warga setempat yang bernama Mohamed Senoussi, 41 tahun mengatakan, para pengunjuk rasa telah menaklukkan aparat kemanan setempat dan mengambil alih secara penuh kontrol di Misrata, sekitar 200 kilometer (125 mil) timur Tripoli, setelah menaklukannya dalam 'peperangan sengit' dekat bandar udara.
"Suasana kembali tenang di kota sekitar empat jam setelah peperangan intensif di pagi hari... semangat rakyat di sini begitu tinggi, mereka merayakan dan meneriakkan Tuhan yang Maha Besar," ujarnya kepada Reuters melalui sambungan telepon.
"Para warga sekarang mengatur lalu lintas pejalan kaki, dan mencari senjata. Mereka juga telah menahan satu tentara pemula yang dipercaya berasal dari Tripoli. Setiap hari dan berikutnya, Kami mendengar suara tembakan, tetapi intensitasnya tidak sesering hari pertama," ujarnya.
"Beredar kabar bahwa aparat pemerintah dan para tentara bayaran akan berkumpul kembali di kota perbatasan dan mencoba melancarkan serangan, tetapi pasukan kami telah menyebar di sekitar hutan kota, dimana banyak yang percaya telah bersembunyi," tambahnya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui jumlah pasti korban dari aparat pemerintah dan tentara bayaran setelah peperangan dengan para pengunjuk rasa di dekat bandara itu. "Beberapa terbunuh, lainnya ditahan atau ditawan. Para pengunjuk rasa menahan setidaknya 20 tentara bayaran dari Afrika dan dua tentara Libya. Saya telah melihat mereka terbelenggu," ungkap Senoussi.
"Jumlah total yang meninggal dari warga sipil sekitar tujuh orang, terutama di fasilitas umum kota, dan sekitar 25 orang lainnya terluka," ungkapnya.
Ia mengatakan, para warga mencoba mengorganisasikan berbagai hal seperti membuat komite untuk menjalankan kota. "Banyak dari warga meninggalkan rumah dan mendonorkan darahnya, sebagian lagi datang dengan membawa makanan," bebernya.
Sementara seorang saksi di Tripoli mengatakan kepada Reuters bahwa saat ini tidak ada tanda-tanda pasukan Ghaddafi kehilang kontrol di sana, "polisi berseragam mengarahkan lalu lintas seperti biasa, televisi negara adalah penyiaran dan pendukung pro-Gaddafi mengadakan rapat di kota," kilahnya.