REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menko Polhukam menilai mekanisme evakuasi WNI dari Libya dengan terlebih dahulu transit di Tunis, Tunisia merupakan pilihan terbaik. Hal itu karena Tunis memiliki jarak yang dekat dari Tripoli, Ibukota Libya. Prioritas utama pemerintah dari kegiatan evakuasi ini adalah mengeluarkan WNI dari Libya.
"Yang penting kita keluarkan dulu saudara-saudara kita dari Libya," kata Djoko ketika dihubungi Republika, Jumat (25/2). Dia mengaku sudah mendapat laporan langsung dari Satgas Pemulangan WNI yang memilih untuk transit terlebih dahulu di Tunis. Djoko mengatakan, staf KBRI di Tunis juga dalam kondisi siap untuk mendukung proses transit tersebut.
Djoko mengingatkan, Libya tidak bisa disamakan dengan Mesir. Seperti diketahui, dalam proses evakuasi tidak seluruhnya WNI dievakuasi dari Mesir karena ada beberapa mahasiswa yang tetap tinggal di Kairo atau kota besar lainnya. Menurut Djoko, dalam evakuasi dari Libya semua WNI diikutsertakan dalam kegiatan itu, termasuk para mahasiswa.
Mahasiswa berada bersama WNI lain yang transit di Tunis. Djoko mengatakan, di Tunis nanti para mahasiswa bisa memilih apakah akan pulang ke Indonesia atau kembali ke Libya setelah situasi sudah aman. "Nanti di Tunis para mahasiswa itu akan kita beri opsi, apakah akan meneruskan ke Indonesia atau tidak," kata Djoko yang diperintahkan Presiden untuk mengkoordinasi evakuasi ini.
"Setelah semua WNI berkumpul di Tunis, nanti skema evakuasi seperti Mesir akan kita jalankan," ujar Djoko. Artinya, proses evakuasi dari Tunis ke Jakarta akan menggunakan proses seperti dari Kairo ke Jakarta, yakni menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Evakuasi dari Tunis, kata Djoko, diperkirakan bisa selesai dalam 2-3 shortie penerbangan.