REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene, menyatakan sejumlah WNI di Christchurch, Selandia Baru, yang sebelumnya tidak bisa dihubungi KBRI Wellington sejak kota itu diguncang gempa 6,3 SR Selasa (22/2), dilaporkan dalam keadaan baik. Jubir Kemlu dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa hingga hari ketiga pasca gempa KBRI Wellington menyebutkan tidak ada laporan korban dari WNI.
"Termasuk 17 WNI di Christchruch yang beberapa saat yang lalu sulit dihubungi, sekarang telah dapat dihubungi. Mereka dilaporkan dalam keadaan baik," kata Michael. Namun, tambah dia, mengingat jumlah korban akibat gempa di Selandia Baru terus bertambah dan belum seluruhnya terlaporkan, KBRI terus melakukan pemantauan dan menurunkan tim ke sejumlah tempat seperti rumah sakit untuk mengidentifikasi adanya WNI yang jadi korban.
Pemerintah terus memfokuskan upaya-upaya pada perlindungan WNI. Pernyataan Jubir Kemlu tersebut merupakan tindak lanjut dari keterangan Menlu Marty Natalegawa, Rabu (23/2) bahwa tidak ada laporan korban WNI sekalipun ada beberapa WNI yang masih sulit dihubungi.
Sementara itu, Kamis (24/2), jumlah korban tewas akibat gempa di Christchurch, sebanyak 76 namun Menteri Kepolisian Judith Collins sebagaimana dikutip media memperkirakan jumlah itu akan terus bertambah. Perdana Menteri John Key mengatakan nama dari beberapa korban meninggal dalam bencana itu akan diumumkan.
Key mengatakan bahwa indikasi awal menunjukkan adanya kemungkinan korban tewas yang berasal dari beberapa negara asing mengingat salah satu gedung yang runtuh merupakan sebuah asrama sekolah. Kepolisian mengatakan 238 orang masih dinyatakan hilang di Christchurch, namun banyak dari mereka yang mungkin saja meninggalkan kota tanpa pemberitahuan.