Senin 28 Feb 2011 11:58 WIB

Sekitar 100.000 Orang Kabur dari Libya ke Negara Tetangga

Demontrasi di Libya
Demontrasi di Libya

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA - Badan pengungsi PBB mengatakan, Ahad (27/2), hampir 100.000 orang, sebagian besar imigran asing, telah melarikan diri dari Libya ke negara-negata tetangganya melalui jalan darat dalam sepekan terakhir kekacauan di negara Afrika utara itu.

"Tim darurat UNHCR telah bekerja dengan pemerintah Tunisia dan Mesir serta lembaga swadaya masyarakat untuk membantu hampir 100.000 orang yang melarikan diri dari kekerasan di Libya dalam sepekan terakhir," kata kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi itu dalam pernyataannya.

Penghitungan UNHCR menunjukkan bahwa mereka kebanyakan imigran asing, sebagian besar warga Mesir dan Tunisia. Bagaimanapun, mereka juga mencakup 4.600 warga Libya yang melarikan diri ke Mesir dan Tunisia.

Bulan Sabit Merah sebelumnya menyebutkan lebih dari 10.000 orang telah melarikan diri dari Libya ke Tunisia di pos Ras Jedir pada Sabtu (26/2). Mereka mengatakan situasi "krisis kemanusiaan" ketika aliran pengungsi bertambah.

Sebelum kedatangan mereka, pemerintah Tunisia mengatakan 40.000 orang telah melintas dari Libya sejak 20 Februari. Sementara, pemerintah Mesir menerangkan 55.000 orang telah melarikan diri sejak 19 Febrari. Demikian menurut UNHCR.

"Kami berkomitmen untuk membantu Tunisia dan Mesir serta setiap orang yang melarikan diri dari Libya," ujar Komisaris Tinggi untuk Pengungsi, Antonio Guterres. "Kami minta pada masyarakat internasional untuk menanggapi dengan cepat dan murah hati untuk memungkinkan pemerintah-pemerintah itu mengatasi keadaan darurat kemanusiaan tersebut."

''Lebih dari 100 ton pasokan bantuan untuk 10.000 orang, termasuk tenda, selimut dan peralatan pelindung, telah diterbangkan ke Tunisia pada Sabtu (26/2) untuk digunakan di perbatasan Libya,'' kata badan itu.

UNHCR mengungkapkan bahwa stafnya telah melintas tanpa direncanakan dari Mesir. Staf UNHCR itu bertemu dengan polisi dan militer Libya yang mengatakan mereka telah membelot dari pasukan pemerintah dan bekerja dengan komite pemimpin suku setempat.

 

 

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement