REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Cina Senin mengatakan pihaknya telah mengevakuasi hampir 29.000 warga negaranya dari Libya yang dilanda gejolak, di mana pemberontakan rakyat telah menewaskan sedikitnya ratusan orang dan memicu pengungsian massal warga asing. Kementerian luar negeri mengatakan, sekitar 2.500 warga Cina telah kembali ke negaranya dan 23.000 lainnya telah dikirim ke Yunani, Malta, Tunisia, Sudan dan Uni Emirat Arab, di mana mereka menunggu pemberangkatan pesawat ke tanah air.
Sebanyak 3.400 lainnya masih berada di Libya dan dengan cara mereka masing-masing mengungsi ke beberapa negara dengan kapal, katanya menambahkan. Cina telah meningkatkan operasi besar-besaran melalui udara, laut dan darat untuk mengevakuasi lebih dari 30.000 warganya dari Libya yang kaya minyak, pada saat kerusuhan di negara Afrika Utara itu terus berlanjut.
Kementerian luar negeri mengatakan, warga yang tersisa di Libya akan diterbangkan ke keluar atau diungsikan melalui darat ke Tunisia, tanpa memberikan angka berapa jumlah yang belum dievakuasi. Menurut media pemerintah, sebagian besar warga Cina yang tinggal di Libya bekerja di sektor minyak, kereta api dan telekomunikasi.
Dinas Penerbangan Sipil Cina telah setuju untuk mengirim 15 pesawat sehari selama dua pekan ke depan untuk mempercepat evakuasi warga Cina. Kerusuhan kekerasan di Libya telah memicu eksodus massa warga asing, dengan 100.000 buruh migran melarikan diri dari kekerasan.