Senin 28 Feb 2011 14:15 WIB

Kloter Kedua WNI Dari Libya Menuju Tunisia

Sebagian warga negara asing telah meninggalkan Libya. Tampak warga Yunani yang dievakuasi dari Libya (kiri) disambut keluarganya di Athena, Kamis (24/2).
Foto: AP
Sebagian warga negara asing telah meninggalkan Libya. Tampak warga Yunani yang dievakuasi dari Libya (kiri) disambut keluarganya di Athena, Kamis (24/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Kelompok terbang kedua evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Libya ke Tunisia sedang dalam proses pemberangkatan, menyusul evakuasi kloter pertama sebanyak 253 WNI dari Libya ke Tunis yang berlangsung pada Ahad (27/2) dini hari. "Sekitar 200 WNI lagi akan dievakuasi dari Libya ke Tunis pada Selasa atau Rabu (2/3) ," kata Duta Besar RI untuk Tunisia, Muhammad Ibnu Said yang dihubungi melalui telepon dari Kairo, Mesir, Senin (28/2).

Dubes Ibnu menjelaskan, jumlah tolal WNI dari Libya yang kini ditampung di KBRI Tunis sebanyak 259 orang termasuk 18 mahasiswa. Semua WNI termasuk mahasiswa tersebut hanya ditampung sementara di Tunis dan segera akan dievakuasi ke Indonesia, katanya.

Hingga Senin, belum satu pun WNI dari Libya yang ditampung di Tunis itu dievakuasi ke Indonesia karena sulitnya mendapat 'seat' (tempat duduk) pesawat, meskipun sebagian di antaranya telah memiliki tiket. "Sebagian WNI itu telah punya tiket tapi belum mendapatkan 'seat' pesawat. KBRI sedang mengusahakan seat dari penerbangan komersial Emirat Air untuk segera mengevakuasi mereka," katanya.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Libya Sanusi mengatakan, proses evakuasi WNI dari Libya itu cukup sulit, terutama terkendala pada jadwal penerbangan. Kendala tersebut dialami pada kloter pertama yang memaksa 253 WNI itu harus menunggu pesawat di Bandara Tripoli lebih dari 40 jam karena pesawat Tunisia Air kesulitan mendapatkan izin mendarat dari pihak berwenang Libya.

Selain itu, Bandara Tripoli juga padat 'dibanjiri' ribuan warga asing yang berusaha menyelamatkan diri dari aksi kekerasan di negara Arab di Afrika utara itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement