REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI - Pasukan setia pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, dikerahkan dekat perbatsan Tunisia pada Selasa (1/3). Amerika Serikat mengatakan pihaknya menggerakkan kapal-kapal perang dan angkatan udara semakin mendekati ke Libya.
Penduduk khawatir pasukan pro Gaddafi sedang bersiap untuk menyerang guna menguasai kembali Nalut, sekitar 60 kilometer dari perbatasan Tunisia dan Libya barat, dari para pemerotes yang berusaha mengakhiri kekuasaan Gaddafi. AS dan negara-negara lain Senin (28/2) lalu membicarakan opsi-opsi militer untuk menangani Libya. Sementara, Gaddafi mencemooh ancaman pemberontakan rakyat untuk menggulingkan pemerintahnya.
Duta besar AS untuk PBB, Susan Rice, mengatakan bahwa Gaddafi mengabaikan realitas dan membunuh rakyatnya sendiri. Dalam kecaman paling keras AS terhadap pemimpin Libya itu, Rice menyebut Gaddafi tidak layak memimpin.
Dia mengatakan Washington sedang melakukan perundingan dengan mitra-mitra NATO dan sekutu-sekutu lainnya tentang pilihan militer. AS juga mengatakan 30 miliar dolar AS aset Gaddafi dan keluargnya di AS telah dibekukan.
Gaddafi menolak desakan untuk mundur dan mengabaikan kekuatan pemberontakan rakyat terhadap kekuasaan 41 tahunnya. Massa oposisi terus bergerak semakin mendekati ibu kota Tripoli.
"Semua orang mencintai saya. Mereka akan siap mati untuk melindungi saya," katanya kepada stasiun televisi ABC dan lembaga radio Inggris BBC.