Selasa 01 Mar 2011 18:09 WIB

Libya Salahkan Barat dan Alqaidah

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI--Juru bicara pemerintah Libya, Mussa Ibrahim pada Senin mengatakan bahwa sejumlah negara Barat dan kelompok teroris Al Qaida merupakan dalang kerusuhan yang melanda negara Afrika utara tersebut. Mussa mengatakan dalam jumpa pers bahwa sejumlah negara digdaya barat menginginkan perubahan rezim di Libya untuk mendapatkan kekayaan minyak sementara teroris Al Qaida berupaya untuk membuat Libya menjadi "Afghanistan lainnya".

Mussa mengatakan bahwa sewaktu ratusan warga termasuk pasukan keamanan pemerintah dan pengunjuk rasa anti pemerintah tewas dalam kerusuhan, tidak terdapat semacam tindakan kekerasan oleh pemerintah kepada pengunjuk rasa seperti yang dikabarkan media Barat. Dia menyatakan kekecewaan Libya terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam melawan Libya yang diputuskan pada Sabtu untuk menjatuhkan embargo persenjataan terhadap Libya dan melarang pemimpin negara itu, Muammar Gaddafi serta keluarganya bepergian keluar negeri.

Kerusuhan di seluruh kawasan Libya yang pertama kali terjadi pada 16 Februari telah menyebabkan ratusan orang tewas dan upaya pengungsian oleh lebih dari seratus ribu warga asing. Sebagaimana disaksikan oleh pewarta Xinhua, pada dasarnya keadaan terkini di Tripoli tenang dengan kegiatan perkotaan kembali normal sebagaimana ibu kota dan kawasan sekitarnya masih berada dalam kekuasaan pemerintah.

Sejumlah pendukung pemerintah telah mengadakan gerakan massal di Bundaran Green di pusat kota pada beberapa hari terakhir untuk menunjukkan dukungan mereka bagi pemimpin Libya dan oposisi terhadap separatisme dan campur tangan asing.

Xinhua merupakan salah satu kantor berita internasional yang diundang oleh pemerintah Libya datang ke negara tersebut untuk mengabarkan "apa yang sesungguhnya terjadi" yang juga termasuk Associated Press, Reuters, BBC, dan The Wall Street Journal.

sumber : antara/xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement