REPUBLIKA.CO.ID, ABIDJAN - Radio BBC dan Radio France International telah menghentikan siarannya di Pantai Gading mulai Rabu (2/3) waktu setempat, sehingga frekuensi dua radio itu menghasilkan suara yang tak lebih dari keresek. Menurut laman resmi BBC pimpinan pemerintah berkuasa di Pantai Gading yakni Laurent Gbagbo telah membantah mengganggu siarnya kedua radio asing tersebut dan penghentian siaran terjadi tanpa kejelasan penyebab.
Gbagbo dan para pendukungnya telah bersikap kurang ramah kepada media dari luar negeri sejak pemberitaan kemenangan saingan politiknya yakni Alassane Ouattara dalam pemilu yang digelar November tahun lalu. Hasil pemilu ini ditolak oleh kubu Gbagbo. Pihak pemerintah yang berkuasa telah memutus siaran BBC, RFI dan televisi berita France24 per Desember, namun media massa itu tetap bisa mengudara.
Jurnalis asing juga telah mengalami intimidasi oleh kubu yang pro Gbagbo, kadang serangan juga dilancarkan oleh pemuda pendukung Gbagbo karena mereka terinspirasi oleh pesan-pesan di jaringan televisi pemerintah yang menyebutkan bahwa keberadaan jurnalis asing telah mengacaukan negara.
Sembilan harian lokal di Pantai Gading, baik yang mendukung Outtara atau berposisi independen telah berhenti beroperasi pada pekan ini sebagai bagian dari protes mereka terhadap ancaman dan pelecehan yang dilancarkan oleh kubu Gbagbo.
"Kini kondisinya sudah sangat membahayakan bagi perusahaan dan awak media massa untuk beroperasi di Pantai Gading karena Gbagbo dan Ouattara langsung membalas kritik oleh pres," kata Mohamed Keita dari Komite Perlindungan Jurnalis dalam keterangan tertulis yang disebarkan pada hari Kamis.
"Kami meminta kedua belah pihak agar berhenti menyerang media atau melakukan sensor yang berlandaskan kepentingan-kepentingan politik," tambahnya. Sementara itu dua jurnalis telah ditahan oleh kubu pro-Gbagbo di Abidjan sejak akhir Januari.