REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI (ANP) - Aksi kekerasan yang diduga dilakukan para pendukung pemimpin Muammar Gaddafi, yang kebanyakan dari kalangan militer, terhadap para demonstran yang menuntutnya mundur, menjadi perhatian dunia internasional. Baru-baru ini dikabarkan, Mahkamah Internasional atau ICC mulai melakukan penyelidikan terkait kejahatan kemanusian yang terjadi di Libya selama aksi demonstrasi yang berlangsung dua pekan ini.
Hal itu disampaikan Demikian Luis Moreno Ocampo dari Mahkamah Internasional Dalam jumpa persnya pers di kantor utama ICC yang berada di Den Haag. Pemimpin Libya Muammar Gaddafi dan beberapa pejabat teras dalam rezimnya bakal dituntut pertanggungjawabannya jika terbukti melakukan tindak kekerasan.
Sebelumnya jurubicara Liga HAM Libya Ali Zeidan, Rabu (2/3) melaporkan sekitar enam ribu rakyat Libya meninggal sejak aksi demonstrasi berlangsung. "Korban di seluruh negeri berkisar 6000," ujarnya.
Ia menambahkan, jumlah tersebut termasuk 3000 di ibukota Tripoli, 2000 di kota Benghazi dan 1000 di beberapa kota lainnya. "Ini yang disampaikan rakyat kepada kami, tapi ini akan terus menambah," kata Ali Zeidan.