Rabu 09 Mar 2011 13:10 WIB

Islam dan Kristen di Mesir Bentrok, Satu tewas

Umat Kristen di Mesir melakukan demonstrasi di Kairo terkait pembakaran gereja
Umat Kristen di Mesir melakukan demonstrasi di Kairo terkait pembakaran gereja

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Setidaknya satu orang tewas setelah sekitar seribu umat Kristen dan Muslim terlibat bentrok di Kairo, Selasa (8/3). Bentrokan tersebut dipicu kemarahan umat Kristen dimana gerejanya dibakar, laporan AP. Kristen Koptik melakukan protes di berbagai wilayah di Kairo guna menuntut perbaikan hidup dan meminta diakhirinya , dengan apa yang mereka anggap sebagai tindakan diskriminasi di Mesir.

Sektiar dua ribu pengunjuk rasa yang berada di wilayah kota itu, menerobos masuk menuju jalan kota, sementara seribu demonstran lainnya menuju pusat kota di Kairo. Kekerasan terjadi ketika umat Isalm menyeberang jalan dan menghadapi orang-orang Kristen.

Seorang saksi mata mengatakan kepada BBC kedua belah pihak mulai melemparkan batu sampai tentara turun tangan. Seorang pejabat di rumah sakit setempat mengatakan akibat bentrokan tersebut mengakibat satu orang tewas dari Kristen Koptik tewas dan sekitar 100 orang lainnya mengalami luka-luka.

Bentrokan datang seminggu setelah sejumlah umat Muslim membakar gereja Kristen di pinggiran kota Kairo. Para penguasa militer Mesir telah berjanji untuk membangun kembali gereja. Ketegangan agama masih menjadi tantangan terbesar bagi para pemimpin militer di Mesir, yang mengambil kekuasaan setelah Hosni Mubarak mengundurkan diri pada Februari kemarin.

"Pemegang kekuasaan Dewan Tertinggi Militer Mesir berjanji pada Selasa kemarin untuk membangun kembali gereja dan menghukum para pelaku," kata Financial Times. "Tetapi umat Kristen keberatan dengan pihak militer yang dinilai lambat bergerak dan enggan bertindak terhadap kemarahan umat Muslim di desa. Beberapa mengaku khawatir terkait saran yang diberikan kepada seorang komandan militer, untuk membangun kembali gereja di luar desa."

Ketegangan telah tumbuh antara minoritas Kristen Koptik dan mayoritas Muslim di Mesir. Pada Tahun baru saja gereja di Alexandra mendapatkan serangan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 21 orang. Demonstran perempuan juga menghadapi masalah pada Selasa ketika sebuah massa yang marah mencela dan mendorong, karena para perempuan berdemonstrasi untuk merayakan hari Perempuan Internasional.

Mereka menuntut untuk mengakhiri pelecehan seksual terhadap perempuan di Mesir. Pria mendorong para wanita di lapangan Tahrir di Kairo. "Mereka mengatakan bahwa peran kita adalah untuk tinggal di rumah dan meningkatkan presiden, tidak untuk mencalonkan diri sebagai presiden," kata Helmy Farida, seorang wartawan 24 tahun, kepada AP.

sumber : globalpost.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement