Rabu 09 Mar 2011 18:04 WIB

Oposisi: 72 jam bagi Qaddafi untuk Tinggalkan Libya

Rep: Abdullah Sammy/ Red: Johar Arif
Pekerja asing di Libya mengantri makanan di kamp pengungsian di perbatasan dengan Tunisia, Selasa (8/3).
Foto: AP
Pekerja asing di Libya mengantri makanan di kamp pengungsian di perbatasan dengan Tunisia, Selasa (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI—Oposisi Libya memberi waktu 72 jam bagi Muammar Qaddafi untuk meletakkan jabatannya dan keluar dari negara yang telah 41 tahun dia kuasai. Ultimatum itu dikeluarkan oleh Dewan Oposisi Nasional.

"Jika ia meninggalkan Libya segera selama 72 jam dan menghentikan pemboman itu,  rakyat Libya tidak akan menuntut kejahatannya," kata Mustafa Abdel Jalil, ketua Dewan Oposisi Nasional kapada Al Jazeera.

Mustafa menjamin tidak akan mengganggu Qaddafi dan keluarga apabila ultimatum dipenuhi. Dia menegaskan tidak ada tempat bagi Qaddafi dan pendukungnya di Libya. “Kepergiannya akan mengentikan segala kekerasan yang terjadi kini. Kami juga tidak akan menggunakan hak kami (menuntut), tapi kami juga tidak akan melupakan perbuatannya,” jelasnya.

Sebelumnya, media Arab memberitakan Qaddafi bersedia untuk mendengar tuntutan oposisi. Qaddafi bahkan dikabarkan telah bersedia mundur dengan syarat Libya tidak mengangkat kasus yang pernah dilakukannya.

Kondisi terakhir di Libya, pasukan pro-Qaddafi terus melancarkan serangan ke basis kekuatan oposisi. Serangan yang berlangsung di Zawiya dan Benghazi membuahkan hasil dengan tertangkapnya sejumlah pasukan oposisi.

Dalam kunjungannya ke tempat penginapan jurnalis asing di Tripoli, Qaddafi mengungkapkan jika sejumlah pasukan oposisi merupakan warga asing. “Orang asing telah merekrut anak anak untuk dihasut memberontak. Ini sangat berbahaya karena Libya akan terancam bahaya kolonialisme,” tegas Qaddafi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement